Moskow(MedanPunya) Lebih dari 3.300 pengunjuk rasa di Rusia ditangkap dalam aksi demonstrasi untuk mendukung kritikus Kremlin yang sedang dipenjara, Alexei Navalny. Saat ini jaksa sedang menyelidiki kemungkinan kekerasan “sebagai bagian dari penegakan hukum”.
Polisi bentrok dengan pengunjuk rasa di Moskow, ketika puluhan ribu demonstran turun ke jalan-jalan di Rusia pada hari Sabtu (23/1), menyusul seruan Navalny untuk memprotes pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Pengkritik Putin itu ditahan di bandara Moskow pada saat kedatangan seminggu yang lalu dari Jerman, usai sembuh dari keracunan yang hampir mematikan akibat agen saraf.
OVD Info, yang memantau aksi unjuk rasa oposisi, mengatakan pada Minggu (24/1) waktu setempat, bahwa polisi menangkap sedikitnya 3.324 demonstran di puluhan kota. 1.320 orang ditahan di Moskow dan 490 orang ditangkap di kota terbesar kedua Rusia, Saint Petersburg.
Angka itu adalah jumlah penahanan terbesar pada demonstrasi oposisi dalam sejarah Rusia modern.
Sejumlah pengunjuk rasa terluka pada demonstrasi di ibu kota dan Saint Petersburg.
Jaksa di St Petersburg mengatakan dalam sebuah pernyataan Sabtu (23/1) malam, bahwa mereka menyelidiki pelanggaran termasuk “sebagai bagian dari penegakan hukum” dan penggunaan kekerasan terhadap seorang wanita tak dikenal.
Pernyataan itu dirilis setelah media lokal mempublikasikan video yang memperlihatkan seorang wanita paruh baya jatuh ke tanah setelah ditendang oleh polisi anti huru-hara.
alam video tersebut, seorang wanita – yang diidentifikasi sebagai Margarita Yudina – terlihat bertanya kepada tiga polisi dengan perlengkapan penuh anti huru-hara mengapa mereka menahan seorang demonstran muda yang tidak bersenjata. Salah satu polisi kemudian menendang perut wanita itu.
Seorang perwakilan dari rumah sakit Dzhanelidze Saint Petersburg mengatakan bahwa Yudina dirawat di rumah sakit karena luka di kepala.
“Dia dalam kondisi serius,” kata perwakilan rumah sakit kepada AFP. “Dia dalam perawatan intensif,” imbuhnya.***dtc/mpc/bs