Serang Hamas, IDF Pakai Protokol Membahayakan Nyawa Warga Sipil

Tel Aviv(MedanPunya) Angkatan bersenjata Israel menerapkan protokol Hannibal ketika melakukan serangan terhadap kelompok Hamas.

Hanya saja, protokol tersebut cukup membahayakan nyawa warga sipil. Sebab, itu adakah arahan untuk menggunakan kekuaran guna mencegah penculikan tentara.

Namaun, dengan protokol Hannibal dapat mengorbankan nyawa para sandera. Demikian menurut sebuah laporan.

Harian Israel Haaretz melaporkan pada Minggu (7/7/2024), sembilan bulan setelah serangan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 250 lainnya diculik ke Jalur Gaza, bahwa prosedur operasional yang digunakan di tiga fasilitas militer yang diserang oleh Hamas, berpotensi membahayakan warga sipil.

Pesan lain yang diberikan kepada divisi Israel di Gaza pada pukul 11.22, sekitar lima jam setelah serangan dimulai, memerintahkan: “Tidak ada satu kendaraan pun yang dapat kembali ke Gaza”.

Sumber komando di wilayah selatan mengatakan kepada surat kabar tersebut: “Semua orang tahu pada saat itu bahwa kendaraan tersebut dapat membawa warga sipil atau tentara yang diculik. Semua orang tahu apa artinya tidak membiarkan kendaraan apa pun kembali ke Gaza”.

Media Haaretz mengatakan masih belum jelas apakah warga sipil atau tentara dirugikan akibat perintah ini, atau berapa banyak, namun dokumen dan kesaksian tentara, serta perwira tingkat menengah dan senior Pasukan Pertahanan Israel (IDF), menunjukkan bahwa praktik tersebut adalah tindakan yang merugikan.

Sebab digunakan secara luas pada 7 Oktober 2023 di tengah kurangnya informasi yang jelas ketika IDF berjuang untuk menanggapi serangan tersebut.

Menanggapi laporan tersebut, juru bicara IDF mengatakan penyelidikan internal terhadap apa yang terjadi pada 7 Oktober dan periode sebelumnya sedang dilakukan.

“Tujuan dari penyelidikan ini adalah untuk mempelajari dan mengambil pelajaran yang dapat digunakan dalam melanjutkan pertempuran. Ketika investigasi ini selesai, hasilnya akan disampaikan kepada publik secara transparan,” ungkap pernyataan itu.

Diketahui, investigasi Haaretz adalah laporan terbaru oleh media Israel yang menyoroti kegagalan intelijen militer dan respons operasional seputar serangan Hamas.

Yakni serangan tunggal dari Hamas yang paling mematikan di tanah Israel sejak berdirinya negara tersebut pada 1948.

Tuduhan pertama kali muncul pada Januari bahwa IDF telah menggunakan protokol Hannibal untuk mencegah anggota Hamas kembali ke Gaza dengan membawa sandera.

Meskipun arahan tersebut hanya pernah digunakan dalam kaitannya dengan tentara, insiden penting di Be’eri kibbutz, di mana seorang brigadir jenderal memerintahkan sebuah tank untuk menembakkan peluru ke sebuah rumah yang terdapat pasukan Hamas dan 14 warga Israel di dalamnya.

Dari tembakan itu menewaskan 13 orang. Bahkan para sandera telah menimbulkan pertanyaan tentang prosedur operasional yang menyebabkan korban sipil.

Militer Israel juga diperkirakan membunuh lebih dari puluhan warganya sendiri dalam serangan 7 Oktober 2023 berdasarkan penyelidikan PBB bulan lalu.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version