Serangan Israel Tewaskan 3 Tentara Lebanon, Menhan AS Ingatkan Ini!

Washington DC(MedanPunya) Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin menyatakan keprihatinannya setelah serangan militer Israel menewaskan tiga tentara Lebanon dan lebih banyak serangan mengenai pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di wilayah Lebanon bagian selatan.

Austin mengingatkan Israel, sekutu dekat AS, untuk menjamin keselamatan dan keamanan tentara Lebanon juga pasukan penjaga perdamaian PBB.

Serangan militer Israel, pada Senin (21/10), dilaporkan menewaskan tiga tentara Angkatan Bersenjata Lebanon di bagian selatan negara tersebut, yang menjadi salah satu lokasi pertempuran antara pasukan Tel Aviv dan kelompok Hizbullah.

Militer Israel menyampaikan permintaan maaf atas serangan mematikan itu, dan mengklaim pasukannya mengira mereka menargetkan kendaraan milik Hizbullah di Lebanon. Serangan mematikan itu terjadi setelah serangan serupa pada 11 Oktober lalu yang menewaskan dua tentara Lebanon dan melukai tiga tentara lainnya.

Juga terjadi pada Senin (21/10), Pasukan Interim PBB di Lebanon atau UNIFIL menuduh militer Israel “dengan senjata menghancurkan menara observasi dan pagar pembatas posisi PBB” di wilayah Lebanon bagian selatan.

Departemen Pertahanan AS, atau Pentagon, kemudian menyampaikan pernyataan soal respons Menhan Austin atas kematian tentara Lebanon akibat serangan Israel, sekutu dekatnya, juga pesan khusus Washington untuk Tel Aviv.

“Menhan Austin sangat prihatin dengan laporan serangan-serangan terhadap Angkatan Bersenjata Lebanon, dan dia terus menekankan pentingnya mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjamin keselamatan dan keamanan Angkatan Bersenjata Lebanon dan pasukan UNIFIL,” ucap Sekretaris Pers Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder dalam pernyataan

Militer Israel sebelumnya menyatakan pasukannya sedang memburu infrastruktur dan depot senjata Hizbullah di seluruh wilayah Lebanon.

AS, sebagai sekutu dekat, menyuarakan dukungan penuh untuk operasi militer Israel menargetkan Hizbullah. Namun selama hampir 12 bulan terakhir, Washington juga secara terbuka menyatakan sikapnya yang menentang operasi darat atau invasi Tel Aviv ke wilayah Lebanon.

Saat serangan Israel menewaskan dua tentara Lebanon pada 11 Oktober lalu, seorang pejabat pertahanan AS, yang enggan disebut namanya, juga menyampaikan penekanan serupa untuk Tel Aviv.

Pejabat pertahanan AS itu mengatakan kepada Al Arabiya bahwa Washington mendukung operasi militer Israel yang menargetkan infrastruktur Hizbullah, yang bisa digunakan untuk mengancam warga Israel. Namun sekutunya itu juga harus memperhatikan keselamatan warga sipil, tentara Lebanon dan pasukan PBB.

“Penting agar operasi ini dilakukan dalam cara yang tidak mengancam nyawa warga sipil, pasukan penjaga perdamaian PBB, atau personel Angkatan Bersenjata Lebanon,” tegasnya pada saat itu.

Israel dan Hizbullah terlibat serangan lintas perbatasan, yang terjadi hampir setiap hari, sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Hizbullah menyebut rentetan serangannya sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina dan Hamas yang berperang melawan Israel.

Militer Tel Aviv semakin meningkatkan serangan terhadap Hizbullah sejak akhir September lalu, dan melancarkan operasi darat di dalam wilayah Lebanon bagian selatan, yang diklaim fokus menargetkan Hizbullah.

AS mengirimkan utusan khususnya, Amos Hochstein, ke Beirut pekan ini sebagai bagian dari upaya pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menari solusi diplomatik bagi perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza dan Lebanon.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version