Trump Ingin Ubah Gaza Jadi ‘Zona Kebebasan’, Hamas: Gaza Tak Dijual!

Gaza City(MedanPunya) Kelompok Hamas memberikan reaksi keras terhadap pernyataan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal keinginannya agar AS “mengambil alih” Jalur Gaza dan mengubahnya menjadi “zona kebebasan”. Hamas menegaskan Jalur Gaza tidak untuk dijual.

“Gaza merupakan bagian integral dari tanah Palestina — Gaza bukan real estate untuk dijual di pasar terbuka,” tegas pejabat senior Hamas, Basem Naim, dalam pernyataannya.

“Kami tetap berkomitmen kuat terhadap tanah kami dan tujuan nasional kami, dan kami siap untuk melakukan segala pengorbanan untuk melestarikan tanah air kami dan mengamankan masa depan rakyat kami,” ujar Naim.

Pernyataan kontroversial terbaru soal Jalur Gaza itu dilontarkan Trump saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Qatar, yang melanjutkan rangkaian kunjungan bersejarahnya di kawasan Timur Tengah pekan ini. Qatar menjadi negara kedua yang dikunjungi Trump, setelah Arab Saudi.

“Saya memiliki konsep untuk Gaza yang menurut saya sangat bagus, menjadikannya zona kebebasan, membiarkan Amerika Serikat terlibat dan menjadikannya sebagai zona kebebasan,” kata Trump pada Kamis (15/5).

“Saya akan bangga jika Amerika Serikat memilikinya, mengambil alihnya, menjadikannya zona kebebasan,” ucapnya.

Trump tidak menjelaskan lebih lanjut soal “zona kebebasan” yang dimaksudnya tersebut.

Pernyataan terbaru Trump itu mengingatkan pada kontroversi yang dipicunya pada Februari lalu, ketika dia mencetuskan agar AS “mengambil alih” dan “memiliki” Jalur Gaza untuk jangka panjang, setelah memindahkan para penduduknya, dan mengembangkan daerah itu menjadi resor tepi pantai.

Dicetuskan Trump pada saat itu, bahwa warga Palestina yang ada di Jalur Gaza harus direlokasi, dengan dia mengusulkan pemindahan 2,3 juta jiwa penduduk Gaza ke Mesir atau Yordania, dengan alasan bahwa mereka akan hidup dengan “lebih baik”.

Gagasan Trump itu disambut reaksi kemarahan dan penolakan oleh warga Palestina di Jalur Gaza. Mereka menegaskan Gaza merupakan rumah mereka, dan usulan Trump itu mengabaikan hak dan hubungan historis mereka dengan tanah tersebut.***dtc/mpc/bs

Berikan Komentar:
Exit mobile version