Palm Beach(MedanPunya) Mantan Presiden AS Donald Trump memprediksi, Kamala Harris bakal menggantikan Joe Biden sebagai orang nomor satu.
Trump juga menyindir media AS karena dianggap mengabaikan momen Biden tersandung sampai tiga kali saat menaiki Air Force One.
Dalam wawancara dengan Newsmax, presiden ke-45 itu mempertanyakan mengapa tak ada yang memberitakan secara besar-besaran suksesornya itu.
“Momen tersandung itu mengerikan. Tak hanya satu, namun tiga. Meski begitu, media besar tak ada yang menyebutnya,” kritiknya.
“Ini sangat mengerikan. Tidak ada lagi yang namanya kebebasan pers,” kata mantan presiden berusia 74 tahun itu.
Memang pada Jumat (19/3), media AS seperti MSNBC, CBS News, hingga Washington Post tak menyebut momen Biden tersandung saat menaiki Air Force One.
Justru, media asing yang menyorotinya. Bahkan surat kabar di Spanyol maupun Inggris mendedikasikan halaman satu mereka untuk insiden itu.
Gedung Putih segera menanggapi dengan menyatakan Biden tidak terluka. Namun, kurangnya pemberitaan menjadi sorotan dibandingkan tahun lalu.
Pada Juni, Trump melangkah seperti bayi saat menuruni turunan West Point seusai memberikan pidato.
Media AS memberitakannya habis-habisan. Bahkan pandit dari CNN dan MSNBC sampai mengomentari kondisi kesehatannya.
Trump membela dirinya terkait langkahnya menuruni turunan.
Dia beralasan saat itu, dia berjalan pelan-pelan karena licin dan menghindari jatuh seperti penerusnya.
Pembawa acara Greg Kelly kemudian bertanya ke si mantan presiden, apakah dia kaget dengan perbedaan media AS meliputnya dan Biden.
“Saya sudah menduganya, sejujurnya,” kata dia yang juga yakin penerusnya itu sudah mengalami penurunan mental.
Eks presiden dari Partai Republik tersebut menuding, Joe Biden terlalu bingung dengan perintah eksekutif yang ditandatangani.
Kelly kemudian merespons dengan bertanya, apakah Partai Demokrat bakal menggunakan Amendemen 25 untuk mengangkat Kamala Harris sebagai presiden.
Klaim ini sudah dibuat oleh Trump dan diucapkan berulang kali setiap kampanye dalam Pilpres AS 2020.
“Itu benar. Banyak orang tentu akan mencoba menggunakannya jika dia berbuat kesalahan. Mari kita lihat,” paparnya.
Meski begitu, Trump menekankan dia tidak berharap pemakzulan terjadi karena insiden itu harus yang sangat serius.***kps/mpc/bs