Washington(MedanPunya) Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Senin (11/12) mengumumkan keadaan darurat di Washington, D.C. Dia menyebut adanya “kondisi darurat” seputar pelantikan Presiden terpilih Joe Biden.
Wali Kota Washington DC, Muriel Bowser sebelumnya telah mengumumkan keadaan darurat di kota itu pada hari Rabu (6/1) waktu setempat, setelah penyerbuan gedung Capitol oleh para perusuh yang dihasut oleh Trump.
Laporan soal aksi kekerasan yang direncanakan lebih lanjut terus beredar menjelang Hari Pelantikan Biden. Keadaan darurat yang diumumkan Trump pada hari Senin (11/1) waktu setempat ini, memungkinkan Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Badan Manajemen Darurat Federal untuk membantu kota Washington, D.C. dalam setiap tanggap darurat.
Bowser telah menulis kepada Plt Menteri Keamanan Dalam Negeri, Chad Wolf pada hari Minggu (10/1) untuk mendesak pemerintah mengakui deklarasi pra-bencana di kota itu dalam persiapan untuk Hari Pelantikan Biden.
Wolf mengumumkan bahwa dia mundur dari jabatannya tak lama sebelum deklarasi keadaan darurat oleh Trump pada hari Senin, dengan alasan masalah yang sedang berlangsung seputar pengangkatannya. Seorang pejabat pemerintah Trump mengatakan kepada POLITICO bahwa dia juga termotivasi untuk mundur setelah serangan massa pendukung Trump ke gedung Kongres.
Wolf telah mengeluarkan pernyataan sehari setelah serangan itu mendesak Trump untuk mengutuk kekerasan tersebut. “Setiap kemunculan yang menghasut kekerasan oleh pejabat terpilih bertentangan dengan siapa kita sebagai orang Amerika,” bunyinya.
Sementara itu, Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah menyetujui 15.000 personel pasukan Garda Nasional untuk dikerahkan saat pelantikan Biden pada 20 Januari mendatang. Pengerahan pasukan ini dilakukan di tengah kekhawatiran serangan para pendukung Trump.
Sudah ada 6.200 pasukan yang ditempatkan di Washington, dan total 10.000 personel direncanakan pada akhir pekan mendatang. Hal ini disampaikan oleh Jenderal Daniel Hokanson, kepala Biro Pengawal Nasional Departemen Pertahanan.
Dia menambahkan, 5.000 personel lainnya dapat dikerahkan pada hari pelantikan.
Mereka akan dilengkapi dengan perlengkapan anti huru-hara dan senjata. Tetapi sejauh ini mereka belum diizinkan mempersenjatai diri saat berada di jalan-jalan ibu kota AS.
Saat ini misi mereka adalah mendukung polisi setempat dalam komunikasi, logistik, dan keamanan.***dtc/mpc/bs