London(MedanPunya) Kota wisata Venesia sudah seperti anak emas. Karena, UNESCO sendiri yang merekomendasikan agar masuk ke dalam daftar terancam punah.
Badan kebudayaan PBB itu menganggap kota Venesia di Italia yang ikonik dalam risiko kerusakan yang tidak dapat dipulihkan.
Ancamannya datang dari pariwisata yang luar biasa berkembang, pembangunan yang berlebihan, dan naiknya permukaan laut karena perubahan iklim, menurut laporan dari UNESCO.
Seorang juru bicara pemerintah kota Venesia mengatakan mereka akan membaca dengan cermat proposal tersebut, lapor Reuters. Mereka menambahkan akan mendiskusikannya dengan pemerintah Italia.
Venesia dikenal sebagai “La Serenissima” yang diterjemahkan menjadi “sangat tenteram”. Namun, julukan itu sudah tidak cocok lagi.
Laporan UNESCO menyalahkan pihak berwenang Italia atas kurangnya visi strategis. Karena mereka tidak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh salah satu kota paling indah di dunia itu.
Ini merupakan pukulan bagi pihak berwenang, yang dituduh gagal melindungi kota bersejarah dan laguna di sekitarnya.
Tetapi salah satu mantan wali kota Venesia menuduh badan warisan internasional itu sebagai salah satu badan paling mahal dan tidak berguna di muka bumi.
Massimo Cacciari mengatakan Unesco memberikan penilaian tanpa pengetahuan dan memberikan pendapat kiri dan kanan, yang sebaiknya diabaikan.
“Mereka tidak memberi kami dana untuk melakukan perubahan, yang mereka lakukan hanyalah mengkritik. Seolah-olah Venesia membutuhkan UNESCO untuk menjadi situs warisan dunia! Kami membutuhkan lebih banyak tindakan dan lebih sedikit kata,” katanya.
Dimasukkannya Venesia dalam daftar bahaya kepunahan telah diusulkan oleh UNESCO dua tahun lalu. Tapi, rekomendasi itu dicegah pada menit terakhir karena beberapa tindakan darurat yang diadopsi oleh pemerintah Italia.
Secara khusus, salah satu tindakan tersebut adalah keputusan untuk melarang kapal besar, seperti kapal pesiar di Kanal San Marco. Ada pula janji untuk meluncurkan rencana konservasi yang ambisius untuk kota tersebut.
Larangan kapal besar sedang diberlakukan, meskipun UNESCO mengatakan tindakan itu harus diperluas ke model kapal lain yang sangat berpolusi.
Namun rencana untuk menyelamatkan Venesia tidak pernah dilaksanakan, dan tetap menjadi fatamorgana.
Menurut surat kabar Italia la Repubblica, pakar UNESCO telah menulis beberapa surat kepada pemerintah Italia untuk meminta pembaruan dan jadwal. Jawaban yang mereka terima dianggap tidak cukup memuaskan.
Laporan UNESCO, yang dilihat oleh la Repubblica, mengatakan pihak berwenang yang menangani keadaan darurat di Venesia tidak memiliki strategi untuk mengatasi ancaman perubahan iklim.
Pemanasan planet berdampak merusak dengan menyebabkan naiknya permukaan air laut, sehingga Venesia yang dikelilingi air sangat rentan terhadap banjir.
Selain itu, sekitar 28 juta turis mengunjungi Venesia setiap tahun. Hal ini menyebabkan semakin banyak proyek perluasan kota, yang juga dianggap merusak tata kota, menurut UNESCO.
Salah satu contohnya, UNESCO percaya bahwa bangunan tinggi dapat berdampak visual negatif yang signifikan pada lanskap kota dan harus dibangun jauh dari pusat kota.***dtc/mpc/bs