Vatican City(MedanPunya) Untuk pertama kalinya, Paus Fransiskus menyatakan bahwa Muslim Uighur yang berada di China mengalami persekusi. Sesuatu yang sudah ditekankan kepadanya oleh aktivis HAM.
Dalam buku berjudul Let Us Dream: the Path to a Better Future, Paus menyatakan bahwa dia memikirkan sejumlah kelompok yang mendapat perlakuan tidak adil.
“Saya sering memikirkan warga yang dipersekusi: etnis Rohingya, Uighur yang malang, Yazidi…” kata dia seraya mengomentari umat beragama lain yang mendapat persekusi.
Paus Fransiskus sudah pernah menyebut etnis Rohingya yang mengungsi dari Rakhine di Myanmar, atau pembunuhan Yazidi yang dilakukan ISIS di Irak.
Tetapi, ini pertama kalinya Paus berusia 83 tahun menyebutkan tentang Uighur.
Pemuka agama, aktivis HAM, hingga negara lain menyoroti dugaan genosida dan pelanggaran kemanusiaan yang dilakukan China terhadap Muslim Uighur.
Diyakini terdapat setidaknya satu juta warga Uighur dan etnis minoritas lainnya yang dipenjara dalam kamp-kamp di Region Xinjiang.
Beijing sudah berulang kali menyanggah tudingan itu, di mana mereka mengecam tuduhan tersebut hanyalah upaya mendiskreditkan mereka.
“Negeri Panda” menekankan bahwa kamp yang ada di Xinjiang adalah pusat pelatihan dan pendidikan vokasi, bertujuan membersihkan warga dari bibit radikalisme.
Banyak pengamat menilai Vatikan enggan mengomentarinya karena mereka dalam proses memperbarui lagi perjanjian kontroversial dengan China.
Perjanjian yang dikomentari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, di mana dia meminta Vatikan meninggalkannya, diperbarui September lalu.***kps/mpc/bs