Jakarta(MedanPunya) Bank Dunia kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Proyeksi ini menunjukkan pemulihan ekonomi yang lebih lemah dari sebelumnya.
Proyeksi itu tertulis dalam laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) Desember 2020. Bank Dunia merevisi pertumbuhan Indonesia 2020 dari tadinya -1,6% menjadi -2,2%.
Menurut Bank Dunia laju pemulihan saat ini mengindikasikan bahwa Indonesia akan menyelesaikan tahun ini dalam resesi. Kontraksi ekonomi yang buruk itu pertama kalinya terjadi dalam dua dekade.
Revisi proyeksi pertumbuhan ini juga mencerminkan pemulihan yang lebih lemah daripada perkiraan pada kuartal ketiga dan sebagian kuartal keempat. Penyebabnya sebagian lantaran pembatasan mobilitas dan jarak sosial (social distancing) yang masih akan terus ada di tengah meningkatnya kasus-kasus COVID-19.
Terlepas dari itu, berbagai simulasi menunjukkan bahwa respons bantuan sosial (bansos) pemerintah yang cukup besar berpotensi untuk meredam dampak kemiskinan akibat krisis tahun ini. Namun diperlukan efektivitas untuk menimbulkan dampak yang maksimal dari penyaluran bansor.
Simulasi Bank Dunia menunjukkan bahwa tanpa respons bansos, 8,5 juta penduduk Indonesia dapat terjerumus kemiskinan tahun ini akibat krisis COVID-19.
Bank dunia juga meyakini paket bansos pemerintah dapat meredam dampak buruk dari pandemi secara signifikan, asalkan dilaksanakan sepenuhnya dan ditargetkan sempurna. Namun berbagai penundaan penyaluran dan tantangan di awal dalam menjangkau kelompok-kelompok terdampak, khususnya di sektor informal kemungkinan telah mengurangi dampak paket bansos dimaksud.
Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan mulai kembali membaik pada 2021 dan perlahan menguat pada 2022. Hal ini didasarkan pada pembukaan ekonomi secara perlahan pada 2021 diikuti pembukaan lebih lanjut dan dilonggarkannya aturan pembatasan sosial sepanjang 2022.
Diprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 akan naik menjadi positif 4,4%. Perkiraan ini juga mengasumsikan bahwa kepercayaan konsumen meningkat, dan hilangnya pendapatan rumah tangga tetap rendah berkat hasil pasar tenaga kerja yang lebih baik dan bantuan sosial yang memadai.
Sedangkan di 2022 diperkirakan pertumbuhan Indonesia mencapai 4,8% yang didorong konsumsi yang lebih kuat dan investasi. Namun proyeksi positif itu dengan syarat bahwa vaksin yang efektif dan aman akan tersedia bagi sebagian besar populasi.***dtc/mpc/bs