Medan(MedanPunya) Setelah sebelumnya buah tempayang atau kembang mangkuk dari Sumut yang diekspor ke Vietnam, Malaysia dan India, kini giliran kapulaga. Rempah-rempah berbentuk bulat kecil berwarna putih kecoklatan ini diekspor Vietnam, Thailand dan Cina.
Dibandingkan setahun yang lalu, pada semester 1 tahun 2020, volume ekspor kapulaga dari Sumatera Utara meningkay 54,2 persen, yakni 171 ton, setara dengan nilai Rp 12 miliar.
Ekspor kapulaga melalui Balai Karantina Pertanian Belawan ternyata tidak terpengaruh pandemi corona atau Covid-19.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) RI, Ali Jamil menjelaskan, pada periode yang sama, yakni Januari – Juni, setahun lalu hanya tercatat 82 ton.
Menurutnya, peningkatan ekspor di tenga kondisi melambannya ekonomi karena pandemi Covid-19 harus diapresiasi.
“Para eksportir kapulaga asal Sumut dapat mempertahankan bahkan meningkatkan volume ekspor kapulaga, “ ujarnya.
Lebih lanjut Jamil dijelaskannya, berdasarkan data dari sistem IQFAST Barantan, ekspor kapulaga Sumut ini bahkan telah melampaui total ekspor tahun 2019 yang hanya mencapai total ekspor 168 ton senilai Rp. 8,2 miliar.
Ekspor kapulaga menambah daftar ekspor rempah asal Sumut, setelah kincung/combrang, jahe, kunyit, cengkeh dan buah tempayang yang juga laris di pasar global.
Menurut Jamil, ada tiga negara utama pengimpor kapulaga Sumut yaitu Vietnam, Thailand dan Cina. Hingga saat ini tercatat sudah ada 19 eksportir kapulaga bertambah 2 dari tahun lalu.
“Kita patut berbangga, bahwa rempah-rempah Indonesia terutama Sumatra Utara banyak diminati manca negara, kita akan gali terus potensi ekspor dari pertanian kita, agar kesejahteraan petani juga semakin meningkat,” ungkapnya.
Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul optimis program Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, yaitu gerakan peningkatan tiga kali lipat ekspor komoditas pertanian (Gratieks) dalam kurun waktu 5 tahun (hingga 2024) dapat tercapai di Sumut.
“Kami lakukan pendampingan teknis persyaratan ekspor kepada para pelaku usaha agar dapat memenuhi semua persyaratan negara tujuan ekspor, sehingga mereka puas dan akhirnya volume ekspor kita dapat terus bertambah, “ ujarnya.
Kapulaga dan rempah lainnya yang merupakan komoditas ekspor asal Sumut patut diperhitungkan sebagai penghasil devisa.
Melihat potensi kapulaga dipasar Internasional, memberikan angin segar bagi petani rempah rempah asal Sumut untuk terus meningkatkan budidaya tanamannya. Hasil panen yang berlimpah merupakan peluang ekspor bagi petani millennial.
“Peran Karantina dalam pendampingan teknis persyaratan ekspor sesuai dengan aturan Sanitary dan Phytosanitary Measures (SPS) dunia Internasional tentu akan berdampak pada peningkatan ekspor,” tambahnya.***kps/mpc/bs