Geger Malapetaka Ekonomi Global jika Amerika Serikat Bayar Utang per 1 Juni 2023

Washington(MedanPunya) Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan, gagal bayar pemerintah akan memicu malapetaka ekonomi.

Kegagalan Kongres AS menaikkan pagu utang AS bisa saja berdampak pada kenaikan suku bunga yang lebih tinggi pada tahun-tahun berikutnya.

Pagu utang adalah total jumlah utang yang bisa ditarik Pemerintah AS untuk memenuhi kewajiban legalnya, termasuk membayar cicilan bunga utang pemerintah.

Selain itu, gagal bayar utang AS atau “default” ditengarai dapat mengguncang pasar tenaga kerja di negeri Paman Sam itu.

Yellen memroyeksikan, gagal bayar utang AS juga akan berpotensi mendorong pembayaran rumah untuk hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit jadi lebih tinggi.

Ia memperingatkan “default” utang akan mengancam kemajuan ekonomi yang telah dilakukan Amerika Serikat sejak pandemi Covid-19.

“Kegagalan utang kami akan menghasilkan bencana ekonomi dan keuangan. Kegagalan akan menaikkan biaya pinjaman selamanya. Investasi masa depan akan menjadi jauh lebih mahal,” ungkap dia.

Yellen menambahkan, AS dapat dinyatakan gagal bayar utang paling cepat pada 1 Juni 2023.

Hal tersebut akan terjadi ketika Kongres AS tidak menaikkan pagu utang atau menangguhkan otoritas pinjaman negara sebelum tenggat tersebut.

Yellen menekankan, kalau tidak teratasi hal tersebut berpotensi memunculkan krisis keuangan global. Untuk itu, melalui sepucuk surat, ia meminta Kongres AS untuk bertindak sesegera mungkin.

Menurut dia, tidak mungkin memprediksi kapan AS akan kehabisan uang tunai.

“Kami telah belajar dari kebuntuan batas utang di masa lalu, menunggu hingga menit terakhir untuk menangguhkan atau menaikkan batas utang dapat menyebabkan kerugian serius bagi bisnis dan kepercayaan konsumen, meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek bagi pembayar pajak, dan berdampak negatif terhadap peringkat kredit Amerika Serikat,” kata Yellen.

Di sisi lain, invasi Rusia ke Ukraina tetap menjadi beban pertumbuhan ekonomi AS.

Penjabat Asisten Sekretaris untuk Kebijakan Ekonomi Eric Van Nostrand mengatakan, perdebatan mengenai plafon utang menimbulkan risiko terbesar bagi posisi keuangan AS.

“Jika Kongres pada akhirnya menaikkan batas utang sebelum gagal bayar terjadi, ketidakpastian yang terjadi selanjutnya dapat meningkatkan biaya pinjaman dan menyebabkan tekanan keuangan lain yang akan melemahkan pasar tenaga kerja dan ekonomi kita,” ucap Van Nostrand.

Sementara itu, Ekonom Gedung Putih memperingatkan, gagal bayar utang yang berlarut-larut akan mengakibatkan hilangnya lebih dari 8,3 juta pekerjaan dan memangkas setengah pasar saham Amerika Serikat.

Hal tersebut dapat menurunkan PDB sebesar 6,1 poin persentase dan membuat pasar saham ambruk hampir setengahnya.

Tak hanya itu, tingkat pengangguran dalam situasi itu akan melonjak lima poin persentase.

Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih dalam sebuah proyeksi baru memperjelas pertaruhan besar di balik potensi pelanggaran plafon utang.

“Kegagalan yang berlarut-larut kemungkinan akan menyebabkan kerusakan parah pada ekonomi, dengan pertumbuhan pekerjaan berayun dari laju kenaikan yang kuat saat ini menjadi kerugian yang berjumlah jutaan,” kata para ekonom Gedung Putih.

Sebagai informasi, pagu utang AS saat ini disebut telah mencapai batas atau senilai 31,4 triliun dollar AS. Angka tersebut setara dengan lebih kurang Rp 461.000 triliun (kurs Rp 15.000).***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version