Medan(MedanPunya) Harga cabai merah diprediksi akan setelah bertahan di angka rendah dalam dua bulan terakhir. Bahkan, beberapa pasar di Sumut sudah mematok harga di atas Rp 20 ribu per kg.
“Sejauh ini cabai masih menjadi penyumbang deflasi di Sumut pada bulan Mei 2023 kemarin. Karena rata-rata harganya masih di bawah Rp 20 ribu per kg di bulan April. Tetapi harga tersebut tidak akan bertahan selamanya. Pekan pertama bulan Juni ini, harga cabai merah sudah bertengger di atas Rp 20 ribu di sejumlah pasar tradisional di wilayah Sumut. Dan awal tren kenaikan harga cabai sudah dimulai di pekan terakhir bulan Mei,” ungkap Ketua Tim Pemantau Harga Sumut, Gunawan Benjamin, Selasa (6/6).
Dengan harga yang terus naik ini, Gunawan memprediksi cabai merah akan jadi penyumbang inflasi untuk bulan Juni. Ia juga menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.
“Jika harga tersebut bertahan saja hingga tutup bulan Juni, sudah dipastikan cabai akan menjadi penyumbang inflasi di bulan ini. Dan hasil observasi, ditemukan banyak potensi yang bisa membuat harga cabai melambung dalam waktu dekat atau khususnya di tahun ini. Dan alasan utamanya adalah gangguan finansial petani dan potensi El Nino yang akan ‘membakar’ lahan pertanian,” ujarnya.
Ia menyebutkan gangguan finansial petani ini dilatarbelakangi dari anjloknya harga cabai beberapa waktu lalu. Tekanan biaya produksi namun daya beli rendah menyebabkan para petani mengalami kerugian.
“Cabai yang bertahan murah sejak memasuki Ramadan hingga saat ini, membuat kemampuan finansial petani untuk menanam cabai mengalami penurunan. Petani mengalami kerugian karena harga jual produknya di bawah harga keekonomian, yang membuat petani merugi. Pada dasarnya petani cukup konsisten untuk tetap menanam cabai,” jelasnya.
“Hanya saja, kerugian yang diderita dalam kurun waktu dua bulan terakhir membuat kemampuan petani bercocok tanam berkurang. Ini masalah serius karena bisa saja petani tidak 100 persen memanfaatkan lahannya, atau justru melakukan penghematan pengeluaran, dimana kedua alasan tersebut akan memicu terjadinya penurunan produksi tanaman cabai,” lanjutnya.
Tak hanya itu, Gunawan juga menyebutkan fenomena El Nino akan mengganggu produktivitas petani. El Nino diprediksi akan berlangsung pada bulan Juni.
“Belum lagi diperburuk dengan El Nino yangbisa membuat produktifitas tanaman menurun. Jadi kedepan kita perlu bersiap dengan kemungkinan skenario dimana harga cabai bisa saja mengulang kenaikan di atas 100 ribu per Kg. Dan sudah barang pasti dengan kenaikan tersebut cabai merah sangat berpeluang mendorong inflasi Sumut,” kata Gunawan.
Tak hanya cabai, Gunawan juga memprediksi komoditi pertanian lainnya akan naik di Sumut. Hal ini lantaran dampak El Nino yang akan menimbulkan kekeringan sehingga mengganggu kondisi tanah pertanian.
“Skenario kenaikan terburuk dari Rp 20 ribu ke 100 ribu saja bisa mendorong inflasi naik 1 persen lebih hanya dari tanaman cabai merah saja. Dan sejauh ini, sejumlah kebutuhan bahan pangan pokok perlahan sudah mulai mengalami kenaikan. Sementara itu, El Nino berpotensi merusak tanaman cabai di seluruh wilayah di tanah air,” ucap Gunawan.
“Jadi upaya untuk meredam harganya tidak mudah di tahun ini. Bahkan saya menilai Sumut akan kesulitan atau bahkan tidak mampu dalam meredam gejolak harga cabai nantinya,” pungkasnya.***dtc/mpc/bs