Harga Minyak Tiba-tiba Anjlok 13%

Jakarta(MedanPunya) Harga minyak dunia tiba-tiba turun pada hari Rabu di tengah gangguan pasokan imbas invasi Rusia ke Ukraina. Sebelumnya, harga minyak menyentuh level US$ 130 per barel.

Harga minyak mentah WTI anjlok lebih dari 12% atau US$ 15 yang membuatnya bertengger di US$ 108,7 per barel. Awal pekan ini, WTI sempat mencapai US$ 130 per barel yang merupakan angka tertinggi 13 tahun selama meningkatnya ketegangan geopolitik.

Minyak mentah Brent patokan internasional turun 13% atau US$ 16,8 menjadi US $111,1. Penurunan satu hari ini terbesar sejak April 2020. Sementara, Brent baru saja mencapai US$ 139 pada hari Senin yang merupakan angka tertinggi sejak 2008.

Penurunan harga minyak menjadi indikasi kemajuan AS dalam mendorong lebih banyak produksi minyak dari sumber lain. Irak mengatakan dapat meningkatkan produksi jika OPEC+ meminta. Menteri Luar Negeri Antony Blinken juga memberi sinyal bahwa UEA akan mendukung peningkatan produksi oleh OPEC+.

“Titik harga US$130 itu merupakan faktor dalam mentalitas pengepungan mutlak di pasar minyak, di mana kami menatap ke bawah berpotensi kehilangan semua produksi Rusia, OPEC tidak bergerak dan situasi Ukraina semakin memburuk,” kata John Kilduff dari Again Capital.

Pekan lalu, International Energy Agency merilis 60 juta barel cadangan minyak untuk mengkompensasi gangguan pasokan setelah invasi Rusia. IEA menyebut langkah itu sebagai tanggapan awal dan mengatakan lebih banyak lagi yang bisa dirilis jika diperlukan.

Invasi Rusia ke Ukraina memberikan dampak yang besar pada perekonomian. Goldman Sachs menyatakan, dunia akan menghadapi salah satu kejutan terbesar di sektor energi.

“Ketidakpastian tentang bagaimana konflik ini dan kekurangan minyak akan diselesaikan, belum pernah terjadi sebelumnya,” tulis ahli strategi Goldman Sachs dalam sebuah catatan kepada klien.

Pada hari Selasa, Gedung Putih mengumumkan larangan impor minyak Rusia dan Inggris berjanji untuk menghentikan impor dari negara itu pada akhir tahun ini.

Jika negara-negara Barat lainnya mengikuti jejak Amerika secara massal dan melarang minyak Rusia, harga minyak mentah bisa meroket hingga US$240 per barel musim panas ini. Hal tersebut seperti disampaikan Rystad Energy dalam sebuah laporan.

Rystad menambahkan, hal tersebut akan menciptakan 4,3 juta barel per hari ‘lubang’ di pasar yang tidak dapat dengan cepat digantikan dengan cepat oleh pasokan lain.

“Mengingat peran kunci Rusia dalam pasokan energi global, ekonomi global akan segera dihadapkan pada salah satu guncangan pasokan energi terbesar yang pernah ada,” kata Goldman Sachs.

Goldman Sachs menambahkan bahwa skala guncangan itu berpotensi sangat besar.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version