Masih Tertekan, Nilai Ekspor RI Capai 19,31 Miliar Dolar AS pada Februari 2024

Jakarta(MedanPunya) Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tren pelemahan ekspor Indonesia berlanjut pada Februari 2024. Hal ini seiring dengan penurunan harga komoditas ekspor utama di pasar global.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, nilai ekspor Indonesia sebesar 19,31 miliar dollar AS pada Februari lalu. Nilai itu dibentuk oleh ekspor komoditas migas sebesar 1,22 miliar dollar AS dan non migas sebesar 18,09 miliar dollar AS.

Nilai ekspor itu turun 9,45 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year/yoy). Penurunan terjadi pada ekspor komoditas migas dan juga non migas.

“Secara tahunan, nilai ekspor Februari 2024 mengalami penurunan sebesar 9,45 persen,” kata Amalia, dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (15/3).

Lebih lanjut ia bilang, penurunan nilai ekspor secara tahunan utamanya didorong oleh kontraksi ekspor non migas. Secara lebih rinci, komoditas utama yang memicu penurunan nilai ekspor ialah komoditas lemak minyak hewan nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), dan besi baja (HS 72).

Jika dilihat secara bulanan (month to month/mtm), nilai ekspor juga terkontraksi, yakni sebesar 5,79 persen. Tercatat nilai ekspor pada Januari lalu sebesar 20,49 miliar dollar AS.

Amalia merinci, penurunan nilai ekspor secara bulanan itu dipicu oleh kontraksi ekspor migas sebesar 12,93 persen dan non migas turun 5,27 persen.

Secara lebih rinci, penurunan nilai ekspor pada Februari lalu dipicu oleh kontraksi ekspor besi dan baja (HS 72) dengan andil penurunan sbesar 3,26 persen, lemak dan minyak hewani nabati (HS 15) dengan andil penurunan sbesar 2,60 persen, serta logam mulai dan perhiasan permata (HS 71) dengan andil penurunan sebesar 0,60 persen.

“Sementara itu penurunan ekspor migas didorong penurunan nilai ekspor gas dengan andil penurunan sebesar 1,58 persen,” tutur Amalia.

BPS mencatat, salah satu pemicu perkembangan ekspor pada Februari ialah penurunan harga komoditias energi dan pertanian secara umum di pasar internasional dibanding Januari 2024.

“Harga komoditas logam dan mineral mengalami penurunan, baik secara bulanan maupun tahunan,”ucap Amalia.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version