Selasa, 20 Mei 2025
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
MedanPunya.com
Advertisement
  • Home
  • Metro
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Daerah
  • Dunia
  • Olahraga
  • Seleb
  • Tekno
No Result
View All Result
  • Home
  • Metro
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Daerah
  • Dunia
  • Olahraga
  • Seleb
  • Tekno
No Result
View All Result
MedanPunya.com
No Result
View All Result
Home Ekonomi

PBB Sebut Krisis Tenaga Kerja Selama Pandemi Terparah Sejak 1930

Selasa, 26 Januari 2021
kanal Ekonomi
28
dibaca
Share on FacebookShare on WhatsappShare on Whatsapp

Jakarta(MedanPunya) United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut krisis tenaga kerja akibat pandemi COVID-19 merupakan yang terparah sejak 1930-an. Dalam catatan organisasi itu selama 2020 sekitar 225 juta telah kehilangan pekerjaannya.

“Ini merupakan krisis paling parah bagi dunia kerja sejak Depresi Hebat tahun 1930-an,” kata Direktur Jenderal Organisasi Perburuhan Internasional PBB (ILO), Guy Ryder.

Krisis selama pandemi telah menyebabkan penurunan 8,8℅ jam kerja. Hal itu empat kali lebih besar dibanding dengan kondisi krisis keuangan pada 2008. PBB pun memperingatkan bahwa pemulihan masih belum pasti. Meskipun ada harapan dengan hadirnya vaksin COVID-19 yang diharapkan bisa memulihkan ekonomi dunia.

Selain itu, untuk 2021 PBB memprediksi jam kerja akan lebih rendah 3% daripada 2019. Kira-kira setara dengan 90 juta pekerjaan penuh waktu yang akan berkurang menurut laporan dari ILO. Tetapi keadaan bisa semakin buruk jika distribuai vaksin lambat dan pemerintah tidak memberikan bantuan sosial.

“Tanda-tanda pemulihan yang kami lihat menggembirakan, tetapi rapuh dan sangat tidak pasti, dan kita harus ingat bahwa tidak ada negara atau kelompok yang dapat pulih sendiri,” kata Ryder.

ILO mengatakan sekitar setengah dari jam kerja yang hilang disebabkan oleh perusahaan yang memecat karyawannya.

Ketenagakerjaan juga turun 114 juta dibandingkan tahun 2019, karena sekitar 33 juta orang kehilangan pekerjaa. Secara keseluruhan, angkatan kerja turun 2,2 poin persentase tahun lalu, dibandingkan dengan hanya 0,2 poin persentase di antara 2008 dan 2009.

Tanpa skema dukungan pemerintah menurunnya tingkat tenaga kerja menyebabkan, pendapatan ekonomi global akan hilang sebanyak US$ 3,7 triliun atau sekitar 4,4% dari keseluruhan output ekonomi. Wilayah-wilayah seperti Amerika Latin, Karibia, Eropa Selatan dan Asia Selatan merupakan wilayah yang terkena dampaknya.***dtc/mpc/bs

Berikan Komentar:
Tags: covid-19tenaga kerjaUnited Nations
ShareSendTweet
Berita Sebelumnya

DPRD Sepakat Usulkan Akhyar Jadi Walkot Medan Definitif Gantikan Eldin

Berita Berikutnya

Olah TKP Kasus Video Syur Gisel Digelar Pekan Depan di Medan

Related Posts

Ekonomi

Produksi Beras Naik, Cadangan Nasional Dekati 4 Juta Ton

Senin, 19 Mei 2025
Ekonomi

RI Kurangi Impor Minyak dari Timur Tengah dan Afrika, Tambah Porsi AS

Jumat, 16 Mei 2025
Ekonomi

Harga Cabai Merah di Sumut Merosot, Termurah Rp 24 Ribu per Kg

Rabu, 14 Mei 2025
Ekonomi

Melambat, Ekonomi RI Tumbuh 4,87 Persen Pada Kuartal I 2025

Senin, 5 Mei 2025
Ekonomi

Perang Dagang Masih Lanjut, Harga Minyak Lesu

Selasa, 29 April 2025
Ekonomi

Neraca Dagang RI Surplus 59 Bulan Berturut-turut

Senin, 21 April 2025

Dikelola Oleh :

PT. WASPADA BAHANA ERIASAFA

Alamat Redaksi :
Jl. Garu 3 No. 33 Kel. Harjosari-I
Kecamatan Medan Amplas 20147
Telp : 061-785 0458
Email : medanpunyanews@gmail.com

TERBARU

Modus Penggelapan Kasi Keuangan Polres Sidimpuan: Gadai SK Personel Pinjam Uang

Selasa, 20 Mei 2025

Presiden Barcelona: Rekrut Haaland? Tidak Ada yang Mustahil

Selasa, 20 Mei 2025

Demo di Kantor Gubsu, Ratusan Driver Ojol Minta Prabowo Bikin Payung Hukum

Selasa, 20 Mei 2025
  • Pedoman Media Cyber
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Sitemap

Copyright © 2020 medanpunya.com All Right Reserved | Dari Medan Kemana-mana

No Result
View All Result
  • Home
  • Metro
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Daerah
  • Dunia
  • Olahraga
  • Seleb
  • Tekno

Copyright © 2020 medanpunya.com All Right Reserved | Dari Medan Kemana-mana