Pertumbuhan Industri Perbankan 2023 Diprediksi Tidak Akan Sebesar 2022

Jakarta(MedanPunya) Industri perbankan nasional di tahun depan diperkirakan akan menghadapi tantangan yang lebih besar dari tahun ini.

Praktisi perbankan BUMN (BNI) dan pemerhati ekonomi, sosial, dan ekosistem digital Chandra Bagus Sulistyo mengatakan, pada 2023 diperkirakan pertumbuhan industri perbankan tidak sebesar di 2022.

“Mengenai prospek industri perbankan di tahun 2023, kalau menurut pandangan saya masih cukup prospektif namun pertumbuhannya tidak sebesar angka di 2022,” ujarnya.

Hal ini ditengarai oleh kondisi ekonomi global dan domestik yang masih kurang kondusif hingga 2023. Pasalnya, saat ini ketegangan antara Rusia dan Ukraina masih belum reda serta hubungan antara China dan Taiwan juga masih bergejolak.

Dengan adanya kondisi ekonomi global yang seperti ini membuat banyak korporasi besar dan multinasional mengambil langkah wait and see dan mencari peluang dari pasar-pasar baru yang bisa dijajaki.

Sementara di dalam negeri, dia bilang seluruh perbankan berupaya merealisasikan pertumbuhan kredit perbankan di 2022 sebesar 9-11 persen di tengah kondisi kenaikan suku bunga acuan dan peningkatan inflasi.

“Ini berharap bahwa perbankan masih mempunyai celah melakukan ekspansi untuk beberapa segmen industri yang masih punya peluang untuk membaik di 2023,” ucapnya.

Dia melanjutkan, pada tahun depan perbankan tidak memiliki porsi penyaluran kredit sebesar tahun ini, terutama di segmen korporasi.

Namun pada 2023 perbankan dapat memfokuskan diri untuk penyaluran kredit ke segmen UMKM yang saat ini pemulihannya terus membaik. Sebab, kini mobilitas masyarakat sudah semakin intens setelah dua tahun pandemi Covid-19.

“Tetapi kita tahu proses peningkatan bisnisnya (UMKM) tidak seindah, tidak sebagus, tidak sebesar di 2022,” kata Chandra.

Kendati demikian menurutnya, pada tahun 2023 industri perbankan masih akan menguntungkan jika perbankan masuk ke segmen UMKM serta menangkap potensi usaha yang ada.

“Karena menurut saya pengalaman kondisi resesi ekonomi di 1998 2008 menunjukan bahwa ternyata UMKM punya peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tuturnya.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version