Medan(MedanPunya) Bayi asal Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengidap atresi ani (kondisi lahir tanpa saluran anus) meninggal dunia. Bayi tersebut meninggal dunia setelah menjalani operasi di Rumah Sakit Imelda di Medan.
Unit Pelaksana Tugas (UPT) Kementerian Sosial (Kemensos) Sumut yang ikut terlibat dalam penanganan bayi tersebut mengatakan, semua pihak sudah berusaha untuk memberikan pertolongan terhadap bayi tersebut.
“Penanganan yang kita harapkan tadinya kan (bayi tersebut) bisa tumbuh kembang seperti bayi lainnya, tapi kan kita berusaha ikhtiar bagaimana (bayi) bisa pulih bisa berkembang, tapi kan manusia hanya bisa berikhtiar,” kata perwakilan Kemensos Raharjo di Rumah Sakit Imelda Medan, Rabu (13/7).
Bayi itu meninggal dunia pada Selasa (12/7) malam. Dia mengetahui bayi tersebut meninggal setelah dikabari pihak keluarga. Sehingga dia datang ke rumah sakit untuk memastikan penyelesaian proses pemberangkatan jenazah bayi itu ke Madina.
Kemensos, kata dia, akan ikut membantu dalam pembawaan jenazah ke Madina hingga dalam hal pemakaman.
Rabu dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB, mobil ambulans yang ditunggu untuk membawa jenazah bayi tersebut tiba. Setelah jenazah dimasukkan ke dalam ambulans dan berangkat menuju Madina, Raharjo bersama dua orang lainnya pun meninggalkan rumah sakit.
Sebelumnya, Raharjo yang merupakan Kasubag TU Sentra “Bahagia” Medan UPT Kementerian Sosial mengungkapkan awal mula pihaknya tahu tentang keberadaan bayi tersebut. Dia menuturkan bahwa itu merupakan instruksi dari Menteri Sosial melalui Dirjen Rehsos Kementerian Sosial.
“Itu melalui instruksi menteri melalui Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial mengintruksikan ke kami UPT Kementerian Sosial yang ada di Sumatera Utara ini,” ungkapnya
Dirjen Rehsos kata dia, mengintruksikan kedua sentra yang ada di wilayah Sumatera Utara, baik dia Sentra Insyaf maupun Sentra Bahagia yang di Medan.
“Baik itu Sentra Insyaf Medan maupun Sentra Bahagia Medan, melalui itulah kami tahu informasi itu,” sambungnya.
Hal itu disampaikan Dirjen Rehsos kata dia, melalui grup WhatsApp mereka. Karena adanya pemberitaan soal orang tua bayi yang membutuhkan biaya untuk melakukan operasi.
“Karena dari berita itu bahwa diinformasikan orang tua harus menyediakan uang sekian untuk tindakan operasi, makanya itulah yang kita responkan, itunya (pembiayaan),” jelasnya.
Dalam pemberitaan tersebut memuat tentang orang tua harus menyediakan uang sebesar Rp 30 juta. Sehingga kehadiran mereka di sini untuk merespons hal tersebut.
“Karena ada kalimat harus menyediakan uang Rp 30 juta kalau tidak salah, makanya kami merespons itu,” sebutnya.***dtc/mpc/bs