Medan(MedanPunya) Kabar duka datang dari bayi malang yang sempat diduga dicovidkan RSUD Pirngadi Medan.
Sekira pukul 08.00 WIB, bayi berjenis kelamin perempuan bernama Khayra Hanifah Al Maghfirah itu kabarnya meninggal dunia.
Menurut penuturan kerabat korban, saat ini pihak keluarga tengah mengurus prosesi pemakaman Khayra Hanifah Al Maghfirah.
“Iya, tadi sekira jam 08.00 WIB meninggal dunia,” kata Nisa, kerabat korban, Kamis (10/6).
Nisa mengatakan, alamat rumah duka berada di Jalan jangka, gang Sehat No 44, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah.
“Rencananya hari ini jenazah akan dimakamkan di tempat pemakaman umum kawasan Sei Sekambing Medan yang ada di dekat kampus Panca Budi,” kata Nisa.
Kasus yang dialami Khayra Hanifah Al Maghfirah ini cukup menyita perhatian publik.
Wakil Ketua DPRD Medan Rajudin Sagala bahkan ikut angkat bicara dan sempat mendampingi keluarga korban.
Rajudin Sagala mengatakan, awalnya keluarga pasien membawa anaknya berobat ke RSUD Pirngadi Medan pada Senin (7/6).
Saat di rumah sakit, saluran infus tidak tersedia sehingga operasi gagal dilakukan.
Padahal, kata Rajudin Sagala, kondisi anak tampak memprihatinkan.
“Itu ceritanya dirujuk ke rumah sakit Pirngadi. Dijadwalkan tadi malam operasi dan sudah dimasukkan ke ruangan dari pukul 22.00 WIB,”
“Tetapi sampai pukul 12.30 WIB itu tidak jadi, karena ada alatnya yang tidak tersedia,” kata Rajudin Sagala, Rabu (9/6).
Kesal, pihak keluarga mencari tahu dimana keberadaan dokter.
Namun, dokter yang harusnya menangani pasien tidak ada di tempat.
“Setelah dicek oleh keluarga pasien, ternyata dokter yang mengoperasi itu tidak datang-datang. Nah, itu persoalannya pertama,” kata dia.
Kemudian, persoalan baru kembali muncul tatkala pasien yang masih bayi itu diduga dicovidkan.
Hal ini disampaikan oleh petugas medis RSUD Pirngadi secara lisan kepada keluarga pasien.
Setelah diswab, ternyata hasilnya negatif Covid-19. Sontak, hal ini memicu kemarahan keluarga pasien.
“Setelah tidak jadi operasi, pihak rumah sakit juga enggak ada solusi. Entah dirujuk ke rumah sakit lain pun tidak ada,” ujarnya.
Dia pun mengaku sejak Selasa (8/6/2021) sudah mengunjungi RSUD Pirngadi untuk menjenguk pasien yang masih di ruang ICU.
Rajudin Sagala bahkan sempat berkomunikasi dengan Direktur RSUD Pirngadi Medan.
“Saat ini keluarga sudah keluar dari RSUD Pirngadi dan mereka minta status medisnya tapi enggak dikasih. Padahal itu kan fungsinya kalau mau merujuk ke rumah sakit lain penting status medis terakhir biar bagus ditangani,” sebutnya.
Ia sangat menyangkan tindakan dari RSUD Pirngadi yang juga milik Pemko Medan ini.
Seharusnya, RSUD Pirngadi sebagai ikon Kota Medan memberikan pelayanan terbaik.
“Padahal kemarin juga ada soal tabung oksigen yang kosong, ini tambah masalah lagi,” pungkasnya.
Terpisah, Humas RSUD Pirngadi Medan Edison Peranginangin tak membantah video itu berada di tempatnya bekerja.
Hanya saja, Edison berdalih belum bisa memberikan keterangan secara rinci soal kasus ini.
“Nanti ya, belum ada sama saya kronologisnya. Mungkin besok dikasih sama saya, baru bisa dijawab,” kata Edison.
Karena RSUD Pirngadi Medan berkali-kali menimbulkan kegaduhan, selebgram Kota Medan Ratu Entok atau ratu Talisha ikut angkat bicara.
Ia menyebutkan kalau RSUD Pirngadi kembali bermasalah padahal kasus kematian akibat tabung oksigen kosong belum tuntas.
“Kayaknya Rumah Sakit Pirngadi itu rumah sakit setan, anak bayi pun dicovidkan,” ucap Ratu Entok.
Ia juga menyinggung kinerja tim medis di sana.
“Perawat ngapain di situ, itu nyawa lohh, nanti mati lagi,” teriaknya.
Meski beberapa kali bersinggungan dengan perawat, namun Ratu Entok ini tetap mengkritisi kinerja oknum petugas medis, yang dianggapnya kerap lalai dalam menjalankan tugas.***trb/mpc/bs