Bobby Minta Tak Ada Pungli di Sekolah: Jangan Main-main dengan Anggaran

Medan(MedanPunya) Wali Kota Medan Bobby Nasution menanggapi soal maraknya aksi pungutan liar (pungli) yang sedang terjadi. Bobby mewanti-wanti para tenaga pendidikan agar tidak melakukan perbuatan tersebut.

Pernyataan itu disampaikan Bobby setelah mengecek simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) di SMP Negeri 1 Kota Medan. Bobby menyebut dirinya sudah mengingatkan agar jajarannya tidak melakukan pungutan liar, khususnya di sektor pendidikan.

“Pungli di sekolah, saya selalu ingatkan yang jangan ada pungli di setiap struktur di jajaran Pemerintah Kota Medan sampai paling bawah, apalagi masalah pendidikan,” ujar Bobby.

Bobby mengatakan, jika pendidik berbuat pungli, hal itu bakal berdampak kepada siswa-siswi.

“Pendidikan ini, janganlah kita yang berlakon sebagai pendidik, yang mengajarkan anak-anak kita tapi di belakangnya kita mengajarkan itu tapi ada yang kita ajarkan secara tidak langsung, mengajarkan pungli, mengajarkan korupsi, nah ini pasti akan terbawa. Terbawa bagi anak-anak kita, terbawa bagi siswa-siswi yang ada di!sekolahnya,” sebut Bobby.

Bobby mengingatkan bahwa di sekolah itu banyak dana BOS. Dia menekankan jangan pernah main-main dengan masalah anggaran tersebut.

“Oleh karena itu saya selalu ingatkan ini yang paling banyak ini masalah dana BOS, saya selalu ingatkan Pak Kadis (pendidikan) jangan pernah main-main dengan masalah anggaran. Di tengah pandemi ini, anggaran kita sudahlah terbatas jangan dipungli-pungli lagi. Jadi saya nggak mau lagi dengar tenaga pengajar, kepala sekolah, bermain-main dengan anggaran itu pesan yang selalu saya sampaikan,” ucap Bobby.

Sebelumnya, Bobby telah mengecek simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) di SMPN 1 Medan. Bobby menilai simulasi yang dilakukan oleh pihak sekolah sudah memenuhi standar protokol kesehatan.

Bobby pun yakin belajar tatap muka bisa digelar di sekolah-sekolah yang ada di Medan mulai Juli 2021. Bobby pun bakal menyiapkan segala sarana untuk proses belajar tatap muka mendatang.

“Tentunya optimis. Kita optimis tapi tetap harus melihat, jangan menjadikan satu simulasi ini menjadi standar kepada semua sekolah. Artinya, SMPN 1 sama SMP lain mungkin berbeda karakter. Nah ini perlu kita pastikan semuanya tapi kalau standar prokesnya ini SMPN 1 sudah bisa diikuti,” sebut Bobby.***dtc/mpc/bs

Berikan Komentar:
Exit mobile version