Medan(MedanPunya) Pihak Kafe Pos Ambai membantah tuduhan yang disampaikan eks jubir Komisi Yudisial (KY) Farid Wajdi.
Karyawan Kafe Pos Ambai, Nisa menyebut tudingan bahwa pihaknya mengganggu ketentraman seperti yang digugat Farid Wajdi ke PN Medan tidak benar.
“Jadi kalau kami dibilang mengganggu ketentraman itu tidak benar. Tetangga di sini juga rata-rata nggak ada yang keberatan. Paling yang melayangkan gugatan itu aja,” kata Nisa saat diwawancara di Pos Ambai, Jalan Ambai, Kota Medan.
Dia menjelaskan ada beberapa poin yang keliru dari gugatan tersebut. Pertama, soal jam operasional kafe hingga 24 jam. Nisa menyebut Kafe Pos Ambai buka pagi hari dan tutup pukul 02.00 WIB dini hari.
“Bahkan jam 01.00 WIB itu sudah close order. Kita udah mulai matikan lampu dan lainnya. Dari soal itu aja udah keliru,” sebutnya.
Kedua, perihal kebisingan yang dibuat para pelanggan. Menurutnya beberapa bulan belakangan, pelanggannya tidak lah terlalu ramai. Terlebih karena masih dampak dari pandemi COVID-19 sebelumnya.
“Kami bingung sebenarnya untuk suara bising yang dibuat pelanggan. Karena beberapa bulan belakangan sepi. Dari pertama bangun ini aja tidak ada live musik,” sebutnya.
“Cuma memang dulu, awalnya, dia (penggugat) pernah datang ke sini pagi-pagi. Itu karena kami pasang musik biasa pakai speaker. Nah, itu lah percekcokan awalnya. Sempat rapat di anggota dewan untuk cabut speaker, ya udah kami cabut. Makanya sekarang mana ada lagi,” tambahnya.
Kata dia, sejauh ini belum ada langkah hukum yang diambil setelah adanya gugatan Farid Wajdi. Akan tetapi, pihaknya tetap memenuhi bila ada panggilan serta lainnya.
“Kami sih maunya, kalau boleh minta tolong lah ke anggota dewan turun aja ke sini untuk meninjau apakah benar atau tidak,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Mantan Jubir Komisi Yudisial (KY), Farid Wajdi, melayangkan gugatan kepada Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia hingga Wali Kota Medan Bobby Nasution. Ada apa?
Farid dan seorang penggugat lainnnya bernama Diurna Wantana melakukan gugatan ke PN Medan melalui kuasa hukumnya yang tergabung dalam Pengurus Besar Perkumpulan Advokat Sumatera Utara (PB PASU) pada Kamis (9/6). Gugatan ini mengenai keberadaan salah satu kafe di Medan.
Gugatan ini berdasarkan sejumlah aturan yang umumnya tentang hak seorang warga untuk hidup damai. Gugatan dilayangkan karena keberadaan kafe ini dinilai Farid mengganggu ketentraman.
“Bahwa kehadiran dan aktivitas usaha kafe telah mengganggu fungsi hunian berupa penurunan kenyamanan hunian baik secara sosial, pendidikan, dan kenyamanan lingkungan termasuk kenyamanan pelaksanaan keagamaan,” demikian tertulis dalam gugatan yang dilayangkan Farid seperti dilihat, Jumat (10/6).
Dijelaskan dalam gugatan, keberadaan kafe itu mengganggu ketentraman karena tetap melayani tamu hingga 24 jam. Para penggugat merasakan kebisingan yang diakibatkan suara tamu dari dalam kafe maupun dari suara knalpot kendaraan tamu sejak pagi, siang bahkan hingga malam hari.
Aktivitas kafe juga disebut tidak berhenti meski adanya ibadah seperti salat Jumat. Suara keriuhan di dalam kafe disebut terdengar hingga ke masjid yang berjarak sekitar 200 meter dari kafe. Selain itu kafe disebut buka hingga 24 jam.***dtc/mpc/bs