Karaoke Bosque Jadi Sarang Narkoba, Pekan Ini Pemiliknya Diperiksa

Medan(MedanPunya) Hiburan malam karaoke Bosque jadi sarang narkoba, khususnya peredaran gelap pil ekstasi.

Terbongkarnya peredaran gelap narkoba di karaoke Bosque Jalan Adam Malik, Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat itu berangkat dari penggerebekan polisi belum lama ini.

Dalam penggerebekan itu, Sekda Nias Utara Yafeti Nazara dan ASN Kesbangpol Nias Utara Yuniman Nazara ditangkap.

Mereka-mereka ini kedapatan pesta narkoba.

Bahkan, Sekda Nias Utara Yafeti Nazara yang kini sudah dicopot dari jabatannya itu sempat kedapatan pesta narkoba bersama sejumlah wanita.

Ada dugaan, pemilik karaoke Bosque terlibat dalam peredaran gelap narkoba ini.

Begitu juga dengan manajer karaoke Bosque berinisial RG alias Kiki, yang konon kabarnya turut mengatur peredaran ekstasi di lokasi hiburan malam tersebut.

“Minggu ini dipanggil untuk pemeriksaan terkait peredaran narkoba,” kata Kasat Res Narkoba Polrestabes Medan Kompol Oloan Siahaan, Senin (21/6).

Dia mengatakan, penyidik membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menangani kasus ini.

Alasannya, karena ada 52 orang yang diamankan.

Disinggung mengenai langkah rehabilitasi terhadap mantan Sekda Nias Utara Yafeti Nazara, Oloan merujuk Pasal 55 dan Pasal 127 UU nomor 35 Tahun 2009.

Dia berkeyakikan, bahwa Yafeti Nazara dan Yuniman Nazara harus direhab.

“Ada lagi petunjuk pelaksananya, bagaimana teknisnya untuk urinenya positif, tapi barang buktinya tidak ada? Itu lah ditegaskan lagi di surat edaran Mahkamah Agung, surat edaran Kabareskrim tentang SOP penanganan atau rehabilitasi bagi penyalahguna atau pecandu narkotika,” ujarnya.

Begitu juga dengan puluhan orang lain yang diamankan, mereka dipulangkan dan cuma wajib lapor.

Tapi untuk mereka yang terbukti memiliki narkotika, tetap diproses.

“Di situ disebut, untuk kasus sekda dan lainnya (yang 52 orang itu) yang positif tapi tidak ada barang buktinya maka tidak dilakukan penyidikan. Namun tetap diinterogasi untuk mengetahui dari mana barang itu berasal,” lanjutnya.

Disinggung lebih lanjut kenapa ada perlakuan berbeda antara puluhan warga biasa dan Sekda Nias Utara soal masalah rehabilitasi, Oloan meminta awak media bertanya pada BNNP Sumut.

“Silakan tanya ke BNN. Karena mereka yang asesmen,” pungkasnya.***trb/mpc/bs

 

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version