Medan(MedanPunya) Pasar Aksara Medan yang dibangun oleh Kementerian PUPR berkolaborasi dengan Pemko Medan yang terletak di Jalan Mesjid Desa Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deliserdang terbengkalai.
Pasar Aksara Medan ini telah diresmikan langsung oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution bersama Kementerian PUPR pada tahun 2022 lalu.
Namun ratusan kios tersebut terlihat tertutup dan tidak ada aktivitas di pasar tersebut.
Pantauan, Selasa (22/10) bangunan yang terdiri dari empat lantai dan memiliki sebanyak 600 kios ini hanya ada tiga kios yang buka. Selebihnya kiosnya tutup.
Selain tutup, di bagian lantai tiga dan empat debu di bangunan tersebut cukup tebal. Lantainya pun cukup jorok dan terlihat tidak terawat.
Di sejumlah kios ini, terlihat ada surat peringatan sebanyak tiga kali dari Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pasar agar sang pemilik kios untuk membuka kiosnya dan berjualan sebagaimana mestinya.
“Peringatan Tiga, melanjutkan surat peringatan dua dan tiga PUD Pasar Kota Medan agar pedagang segera membuka kios dan segera mengurus Surat Izin Pemakaian Tempat Berjualan (SIPTB) ke Kantor Kepala Aksara Baru Medan,” tulisan yang ditempel pada ratusan kios yang ditandatangani oleh Kepala Cabang III Mahyuddin Ginting pada 30 Mei 2024.
Selain itu di bagian lantai dasar terdapat beberapa pedagang makanan dan minuman. Sementara itu ada empat kios yang berjualan baju dan perlengkapan pakaian anak sekolah.
Meski masih banyak ratusan kios yang kosong, sejumlah fasilitas seperti pengeras suara masih aktif. Hal itu diketahui masih ada musik-musik yang terdengar dari pengeras suara tersebut.
Menurut seorang pedagang Jamaril Sinabang Silalahi (64), sebanyak 600 kios ini sudah ada yang memiliki. Hanya saja mereka tidak mau berjualan, sebab lokasi pasar Aksara yang tidak strategis.
Selain itu, kata Jamaril banyak pedagang Ikan dan daging mengeluhkan lokasi kios di lantai empat.
“Pasar ini bisa dibilang terbengkalai, tempat ini sepi, kek bisa dibilang pasar hantu, karena tidak ada pedagang dan pembeli,” jelasnya, Selasa (22/10).
Dikatakan Jamaril, dirinya tetap bertahan karena memang sudah tidak memiliki tanggungan hidup. Hanya untuk mencari tambahan aktivitas kehidupannya sehari-hari.
“Keluhan para pemilik kios ini ya terutama pedagang daging dan ikan. Mereka ini ditempatkan di lantai empat. Harusnya di lantai bawah kan. Belum angkat-angkat dagangannya tiap hari. Makanya itu mereka menolak,” jelasnya.
Jamaril juga mengaku, dalam satu minggu jualannya hanya laku tiga buah barang. Kadang pun dalam sebulan baru laku tiga barang.
“Kami aja dalam satu hari bisa tidak ada pembeli. Gimana para pemilik kios ini mau berjualan. Makanya mereka lebih memilih untuk tidak berjualan sama sekali,” ucapnya.
Dijelaskannya, alasan yang membuat ia bertahan, di kios ini mereka tidak meski bayar uang sewa perbulan dan bebas penggunaan listrik dan air.
“Penggunaan listrik dan air masih gratis. Begitupun sewa, kami hanya bayar pajak aja per tahun sebesar Rp 400 ribu,” ucap pedagang kain yang sudah berjualan di Pasar Aksara selama dua tahun ini.
Untuk itu, Jamaril berharap, agar Pemko Medan lebih memperhatikan pedagang Aksara ini.
“Misal solusinya harapan kami, buatlah angkot lewat dari jalan ini. Jalan ini kan bisa tembus ke MMTC dan Tembung. Sehingga mereka bisa tahu di sini ada pasar,” jelasnya.
Diketahui, Pasar Aksara ini diresmikan pada tahun 2022. Pasar ini dibangun oleh Kementerian PUPR dengan anggaran sebesar Rp 98 miliar.
Pasar ini diperuntukkan untuk para pedagang pasar aksara karena gedungnya terbakar pada tahun 2016 silam.***trb/mpc/bs