Medan(MedanPunya) Satgas COVID-19 melakukan razia PPKM level 4 di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Petugas menemukan salah satu sekolah melakukan pelanggaran pembelajaran tatap muka.
Pantauan Kamis (26/8), Satgas COVID-19 Kecamatan Medan Barat bersama Satgas Kota Medan merazia di Yayasan Pendidikan Dharmawangsa. Satgas kemudian mendapati beberapa ruang di lantai atas gedung itu ada proses belajar-mengajar. Tampak anak-anak yang belajar memakai pakaian bebas.
“Itu kita dapat laporan dari masyarakat bahwasanya ada kegiatan tatap muka di sekolah Dharmawangsa tadi, jadi kita koordinasi dengan Satgas Kota Medan dalam hal ini Satpol PP Kota Medan untuk bersama-sama datang melakukan razia di lokasi tersebut,” kata Camat Medan Barat Rudi F Lubis kepada wartawan, Kamis (26/8).
Rudi menyebutkan, saat tiba di lokasi, pihaknya langsung berbicara dengan pengurus sekolah. Dirinya menyampaikan bahwa saat ini Kota Medan masih berlakukan PPKM level 4 sehingga sekolah tatap muka belum diperbolehkan.
“Namun tadi sudah kita hadir langsung tatap muka dengan Pak Rektor, dan menyampaikan bahwasanya untuk Kota Medan hingga saat ini sesuai Surat Edaran Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution Kota Medan ini masih level 4, jadi untuk pembelajaran tatap muka masih tidak diperbolehkan,” ujar Rudi.
Setelah memberi penjelasan, petugas juga meminta agar kegiatan belajar tatap muka itu dibubarkan. Pengelola pun menyatakan akan patuh.
Rudi mengaku bakal terus memantau setiap sekolah yang berada di Kecamatan Medan Barat. Menurutnya pula, ada juga sekolah yang tampak kucing-kucingan dengan petugas.
“Untuk pelanggaran-pelanggaran yang untuk di sekolah-sekolah terus kita pantau, untuk manakala ada kegiatan tatap muka di lapangan, namun banyak sekali yang ini kucing-kucingan jadi, di depan terkesan ditutup ternyata di dalam ada kegiatan. Jadi kita mengintai untuk lokasi-lokasi objek yang kita curigai melakukan pelanggaran,” tegas Rudi.
Sementara itu, Rektor Universitas Dharmawangsa, Zamakhsyari, mengatakan sidak yang dilakukan oleh Satgas itu adalah pengumpulan beberapa murid baru SMA di tempat itu. Dia menyebut kegiatan belajar-mengajar itu diminta wali murid karena sudah 1,5 tahun para siswa belajar daring.
“Saya sebagai pimpinan di tingkat universitas, pembelajaran tingkat universitas tidak ada secara tatap muka. Tadi yang disidak ini pengumpulan beberapa murid baru SMA, tentunya ini juga nggak bisa lepas dari apa yang dimohonkan oleh para wali kepada Kepala SMA,” kata Zamakhsyari.
Dia menyatakan mendukung pemerintah dalam meredam penyebaran virus Corona. Namun dia meminta pemerintah melihat kondisi dunia pendidikan.
“Jadi, satu sisi ya kita tentunya sangat support dengan kalau memang ingin kita cepat selesai dari pandemi ini. Tapi sisi lain ya kita juga perlu juga melihat kalau kondisi berlarut-larut seperti ini. Ini juga sesuatu yang sangat merugikan di dunia pendidikan,” ucap Zamakh.
Zamakh mengaku kegiatan belajar mengajar ini baru digelar ketika PPKM diberlakukan. Dia menyebut kegiatan tatap muka dilakukan sebagai orientasi murid baru dengan lingkungan sekolahnya.
“Yang masuk ini hanya siswa baru, itu pun kapasitas 30 persen dari jumlah keseluruhan dalam satu kelas,” ucap Zamakh.
Dia mengaku lingkungan kampus sudah menjalani vaksinasi. Dia menyatakan bakal patuh dan tunduk dengan aturan yang telah ditetapkan. Dia pun bakal memulangkan siswa tersebut.
Dia mengungkapkan soal kondisi lembaga pendidikan, khususnya dari swasta, yang ikut terdampak pandemi COVID-19. Di sisi lain, orang tua yang tetap membayar SPP merasa anaknya tidak mendapatkan hak penuh karena hanya belajar daring.
“Kita berbeda kondisinya dengan sekolah negeri tentunya, kita sekolah swasta, universitas swasta seberapa lama lah tahan dalam pengertian stabilitas keuangan sebuah lembaga pendidikan kalau kemudian ya dibiarkan kondisi ini berlarut seperti ini, di tengah juga ekonomi masyarakat yang sedang kurang baik,” ungkapnya.***dtc/mpc/bs