Vonis Mati ‘Ratu Narkoba’ Asal Aceh Disunat Jadi Seumur Hidup

Medan(MedanPunya) Vonis mati untuk tiga kurir narkoba jenis sabu-sabu seberat 52,5 Kg dan 323.822 butir pil ekstasi disunat jadi penjara seumur hidup. Salah terdakwa yakni Hanisah atau Nisa yang dijuduli ‘Ratu Narkoba’ asal Aceh. Hal itu diputuskan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan, Sumatera Utara.

“Mengubah putusan Pengadilan Negeri Medan yang dimintakan banding tersebut. Menjatuhkan hukuman kepada tiga terdakwa dengan pidana penjara seumur hidup,” kata hakim ketua Pengadilan Tinggi (PT) Medan, Parlas Nababan, dalam amar putusannya.

Tiga terdakwa tersebut merupakan warga Kabupaten Bireuen, Aceh, yakni Hanisah alias Nisa (39), suami Nisa bernama Al Riza alias Riza Amir Aziz (29), dan terdakwa lainnya bernama Maimun alias Bang Mun (54). Mereka diadili dalam berkas terpisah.

Ketiganya dinyatakan Majelis hakim PT Medan terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana permufakatan jahat untuk menjadi perantara jual beli narkotika golongan I dalam bentuk bukan tanaman yang beratnya melebihi 5 gram.

“Perbuatan para terdakwa merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam pidana pada Pasal 114 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (1) Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,” ujar Parlas Nababan.

Ketiga terdakwa sebelumnya divonis mati PN Medan dalam kasus sabu seberat 52,5 kilogram dan 323.822 butir pil ekstasi itu. Vonis tersebut diputuskan hakim pada Mei 2024.

Tiga terdakwa lainnya yang diadili secara berkas terpisah, yakni Nasrullah alias Nasrul Bin Yunus (33) warga Kabupaten Bireuen, Hamzah alias Andah Bin Zakaria (31) warga Kabupaten Aceh Utara, dan Mustafa alias Pak Muis (55) warga Kota Medan, divonis penjara seumur hidup oleh PN Medan. Hal yang memberatkan terdakwa karena tak mendukung program pemerintah dalam upaya pemberantasan narkoba serta tidak ditemukan hal yang meringankan.

“Sedangkan hal yang meringankan tidak ditemukan,” tuturnya.

Dalam surat dakwaan, jaksa menyebutkan kasus narkoba tersebut terjadi pada 22 Oktober 2022. Terdakwa Hanisah bersama Maimun, Salman (DPO), dan Erul (DPO) bertemu di Malaysia untuk membicarakan jual beli narkotika jenis sabu-sabu dan pil ekstasi. Kemudian aparat melakukan sidak terhadap satu rumah toko di Pasar Sunggal, Medan.

“Kemudian BNN mengamankan barang bukti narkotika jenis sabu-sabu seberat 52,5 kilogram dan 323.822 butir pil ekstasi,” kata dia. Jaksa pada Kejaksaan Negeri Medan, Rizkie Andriani Harahap, lalu menuntut enam terdakwa dengan pidana mati.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version