Milan(MedanPunya) Kekalahan terbaru AC Milan memperlihatkan bahwa performa Sergio Conceicao kini lebih buruk dibandingkan pendahulunya, Paulo Fonseca.
Partai tunda Liga Italia Bologna vs Milan pada Kamis (27/2) menyajikan kenyataan pahit bagi tim asal Milan ini.
Keputusan manajemen untuk mengganti pelatih di tengah musim ternyata belum memberikan dampak positif.
Kesuksesan awal saat menjuarai Piala Super Italia di dua pertandingan pertama bersama Conceicao kini hanya menjadi kenangan belaka.
Di klasemen Liga Italia, posisi Milan masih terjebak tanpa kemajuan.
Paulo Fonseca dipecat pada 29 Desember 2024 ketika tim berada di peringkat 8.
Selama musim ini, Fonseca memimpin Rossoneri dalam 17 laga Serie A dan mengumpulkan 27 poin dengan rasio 1,58 poin per pertandingan.
Namun, di bawah kendali pelatih baru, pencapaian Milan justru sedikit menurun.
Dengan Conceicao sebagai pelatih, Milan hanya mengoleksi 14 poin dari 9 laga, dengan rata-rata 1,55 poin per pertandingan.
Kekalahan melawan Bologna juga menjadi yang pertama bagi AC Milan merasakan dua kali kalah berturut-turut di Liga Italia musim ini.
Hal tersebut belum pernah terjadi di era Fonseca. Sebelumnya, Milan juga kalah dengan skor sama di markas Torino pada Sabtu (22/2).
Di bawah kepelatihan Conceicao, klub sudah mengalami 3 dari total 7 kekalahan yang mereka alami hingga pekan ke-26.
Sinyal peringatan telah muncul di skuad Rossoneri.
Data Tuttomercatoweb menunjukkan bahwa hanya dua kali dalam 10 musim terakhir Milan mengalami musim yang lebih buruk daripada saat ini.
Dalam hal jumlah kekalahan hingga pekan ke-26, hanya di musim 2017-2018 (8 kekalahan) dan 2019-2020 (10 kekalahan) Milan mengalami lebih banyak kerugian.
Di dua musim tersebut, AC Milan hanya mampu finis di peringkat keenam.
Kemungkinan tren negatif ini akan terulang di musim ini. Rossoneri kesulitan untuk bersaing memasuki zona Eropa atau enam besar klasemen.
Terakhir kali mereka berada di zona tersebut adalah pada pekan ke-8 setelah mengalahkan Udinese 1-0.
Setelah pertandingan itu, Milan tidak pernah meninggalkan posisi 8-9 di klasemen.
Jumlah tersebut masih tertinggal 8 poin dari Juventus yang menempati peringkat keempat, target realistis bagi Milan di akhir musim.
Namun, dengan performa yang ada dan kondisi pesaing, Rossoneri diperkirakan akan sulit untuk merealisasikan misi tersebut.
“Ada sangat sedikit peluang bagi Milan untuk mencapai peringkat keempat,” kata Marco Parolo, mantan gelandang timnas Italia yang kini menjadi analis.
“Persentase peluang mereka terus menurun. Saya pikir sekarang angkanya 10 persen saja.”
“Milan tertinggal di belakang, ada banyak tim di depan mereka,” tuturnya menambahkan.***kps/mpc/bs