Ada Dugaan Maradona “Dibunuh”, Rumah Dokter dan Klinik Digeledah

Buenos Aires(MedanPunya) Klinik sekaligus rumah milik dokter pribadi mendiang Diego Armando Maradona, dr Leopoldo Luque, digeledah oleh Kepolisian Buenos Aires pada Minggu (29/11) waktu setempat.

Penggeledahan itu dilakukan karena ada dugaan kematian Diego Maradona pada Rabu (25/11) disebabkan oleh kelalaian medis.

Sebanyak 30 petugas kepolisian menggeledah rumah dr Leopoldo Luque, sementara 20 lainnya memeriksa klinik tempat sang dokter bekerja.

Dari operasi tersebut, petugas kepolisian menyita komputer dan ponsel pribadi Leopoldo Luque serta catatan medis Diego Maradona.

Perintah penggeledahan rumah dan kilink Leopoldo Luque kali ini dikeluarkan oleh kantor Kejaksaan San Isidro, Buenos Aires.

Penggeledahan itu juga sudah disetujui oleh pengadilan setempat untuk mengetahui gambaran hari-hari terakhir Diego Mardona sebelum meninggal dunia.

“Berdasarkan bukti yang dikumpulkan, dianggap perlu untuk meminta penggeledahan di rumah dan kantor dr Leopoldo Luque,” bunyi pernyataan resmi Kejaksaan San Isidro.

Investigasi kematian Diego Maradona sudah dimulai sejak Sabtu (28/11) dengan Leopoldo Luque menjadi orang pertama yang diperiksa.

Leopoldo Luque diperiksa karena berstatus dokter pribadi Maradona.

Tidak hanya itu, Leopoldo Luque juga ikut dalam operasi pengangkatan darah beku di otak yang dijalani Maradona, Rabu (4/11

Satu minggu pasca-operasi, Diego Maradona diperbolehkan meninggalkan rumah sakit atas rekomendasi Leopoldo Luque.

Maradona kemudian menjalani rawat jalan di kediaman pribadinya yang terletak di Tigre, pinggiran kota Buenos Aires.

Rekomendasi Leopoldo Luque yang mengizinkan Maradona pulang satu pekan setelah operasi itulah yang dikabarkan dipermasalahkan oleh Kejakasaan San Isidro.

Sebab, saat ini ada dugaan Leopoldo Luque telah lalai saat mengizinkan Maradona pulang dan menjalani pemulihan di rumah.

Dugaan itu muncul karena prosedur perawatan Maradona di kediaman pribadinya tidak sesuai standar.

Kejaksaan San Isidro juga dikabarkan ingin mengetahui peran Leopoldo Luque selama Maradona dirawat di rumah.

Beberapa kejanggalan dari prosedur perawatan Maradona di kediaman pribadinya adalah tidak ada perawat, dokter, hingga ambulans dengan kelengkapan defibrillator (stimulator detak jantung), yang siap siaga selama 24 jam.

Kesiapan ambulans itu sebelumnya juga dikeluhkan oleh pengacara Diego Maradona, Matias Moria, pada Kamis (26/11).

“Ambulans membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk hadir dan itu benar-benar kejahatan yang bodoh,” kata Matias Moria.

Pada Sabtu (28/11), dua putri Maradona, Dalma dan Giannina, secara terbuka juga mempertanyakan apakah pengobatan yang diterima ayahnya selama dirawat.

Selain rekomendasi Leopoldo Luque dan kejanggalan prosedur rawat jalan, terdapat satu hal lain yang membuat kematian Maradona saat ini diselidiki.

Satu hal itu adalah keterangan dari suster yang bertugas pada hari kematian Maradona, Dahiana Gisela.

Dahiana Gisela dikabarkan memalsukan laporan harian perawatan Diego Maradona.

Pada awalnya, Dahiana Gisela mengaku masuk ke kamar tidur Maradona karena mendengar suara saat pagi hari.

Keterangan itu kemudian diralat oleh Dahiana Gisela saat dimintai penjelasan oleh penyidik kepolisan yang menyelidiki kematian Maradona.

Dahiana Gisela mengubah keterangannya dan menyatakan tidak masuk ke kamar tidur untuk membiarkan Maradona tidur beristirahat.

Dahiana Gisela mengakui telah memalsukan laporan harian perawatan Diego Maradona karena dipaksa oleh tempat dirinya bekerja, Medidom, sebuah perusahaan layanan kesehatan.

Terdekat, Kepolisian Buenos Aires akan kembali melakukan pemeriksaan terhadap keluarga dekat Diego Maradona.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version