Djokovic Menangis, Berlutut di Lapangan, Akhirnya Raih Emas Olimpiade

Paris (MedanPunya) Petenis Serbia Novak Djokovic berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan Carlos Alcaraz (Spanyol) pada laga final tenis tunggal putra Olimpiade Paris 2024.

Dalam pertandingan final di Lapangan Philippe-Chatrier, Stadion Roland-Garros, Djokovic mengalahkan Alcaraz dengan skor 7-6 (7-3) 7-6 (7-2), di depan kerumunan penonton di Paris.

Djokovic, yang telah memenangi 24 gelar Grand Slam dalam kariernya, akhirnya bisa meraih medali emas Olimpiade di kesempatan Olimpiade kelimanya.

Setelah memeluk Alcaraz usai laga, Djokovic pun langsung menangis dan berlutut di tengah lapangan, mengangkat tangannya ke atas, ke arah langit.

Ia kemudian mengibarkan bendera Serbia dan naik ke tribune untuk merayakan kemenangan bersama keluarga dan tim pendukungnya.

“Semua yang saya rasakan pada saat saya menang melampaui semua yang saya kira atau harapkan,” kata Djokovic.

“Berada di lapangan itu, dengan pengibaran bendera Serbia, menyanyikan lagu kebangsaan Serbia, dengan medali emas di leher, saya rasa tidak ada yang dapat mengalahkan itu dalam hal olahraga profesional,” tuturnya.

“Itu jelas merupakan pencapaian olahraga terbesar yang pernah saya raih,” ucap Djokovic yang kini berusia 37 tahun.

Alcaraz, 21 tahun, juga menangis usai pertandingan, tetapi ia akan pulang dengan kepala tegak, dengan medali perak pada debut Olimpiade-nya.

Momen ini sangat berarti bagi Djokovic, dengan semua gelar Grand Slam, Masters 1.000, dan turnamen ATP yang telah dimenangkannya.

Keluarganya menyaksikan dari tribune, membawa bendera Serbia, dengan putrinya, Tara, membawa tanda yang bertuliskan, “Ayah adalah yang terbaik”.

Djokovic berbicara tentang Olimpiade sebagai puncak olahraga. Emosi mewakili negaranya telah memengaruhinya dalam empat Olimpiade terakhir yang diikutinya.

Ia memenangi perunggu di Beijing pada 2008, finis keempat di London 2012, menderita kekalahan awal yang emosional di Rio pada 2016, dan kalah dalam perebutan medali perunggu di Tokyo tiga tahun lalu.

Namun, Djokovic tidak kehilangan satu set pun di Paris dan fokus sejak awal, bertekad untuk meraih satu hadiah yang telah lama luput darinya.

Usai itu, dia pun mendapat pertanyaan apakah keberhasilan meraih emas Olimpiade, yang melengkapi prestasi karier, menjadi akhir petualangannya di tenis.

Dia mengaku belum memikirkan masa depan, hanya ingin gembira dan bahagia untuk saat ini.

“Ya, itu selesai karena saya menyelesaikan semua prestasi dengan medali emas ini, tetapi saya mencintai olahraga ini. Saya tidak bermain hanya untuk memenangi turnamen,” tuturnya.

“Saya tidak tahu tentang masa depan, saya benar-benar ingin berada di masa sekarang untuk merayakannya,” ucap Djokovic.

“Itu adalah perjalanan yang panjang, bertahun-tahun bermimpi untuk meraih medali emas. Jadi, sekarang ini tentang kebahagiaan, kegembiraan, dan perayaan,” tuturnya.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version