Liverpool(MedanPunya) Juergen Klopp melontarkan sindiran ke Moises Caicedo dan Romeo Lavia, yang menolak Liverpool untuk gabung Chelsea. Klopp merasa beruntung dengan skuadnya kini.
Liverpool melewati drama pahit pada bursa transfer musim panas lalu setelah dua kali ditolak pemain. Mereka sudah bersepakat dengan Brighton & Hove Albion untuk transfer Caicedo senilai 111 juta paun.
Namun gelandang 22 tahun tersebut enggan menerima pinangan mereka dan memilih menunggu proposal dari Chelsea. Chelsea lantas maju dengan tawaran sebesar 115 juta paun dan mendapatkannya.
Selang beberapa hari, Liverpool juga kembali kalah dari Chelsea dalam perburuan terhadap Romeo Lavia yang saat itu membela Southampton. Setelah beberapa tawaran ditolak, Lavia memutuskan gabung Chelsea dalam transfer senilai 58 juta paun.
Dua penolakan itu bikin Liverpool sempat diselimuti kekhawatiran tak punya gelandang bertahan setelah perginya Fabinho dan Jordan Henderson. Tapi kemudian Juergen Klopp bergerak mengamankan Ryan Gravenberch dari Bayern Munich dan Wataru Endo dari Stuttgart.
Meski sempat dituding melakukan perekrutan panik, nyatanya Liverpool kini tokcer dengan lini tengah barunya. Sebagai catatan, mereka sudah lebih dulu mendatangkan Alexis Mac Allister dan Dominik Szoboszlai di sektor tersebut.
Dalam sesi tanya jawab dengan para suporter di Anfield, Klopp ditanya soal keputusan merekrut Endo. Ia menjawabnya dalam nuansa canda, plus sedikit sindiran sebagai bumbu.
“Musim panas kemarin kami lalui dengan sejumlah hal aneh di bursa transfer. Tapi sekarang di sini antara kita saja saya bisa bilang ‘Ya Tuhan, beruntungnya kami’,” kata Klopp.
“Kami saat itu sih enggak tahu, jujur saja, kami enggak sadar waktu itu. Tapi saya sangat senang akhirnya seperti itu. Kita tak pernah tahu kalau akhirnya bakal seperti itu.”
“Saya punya firasat bagus sebelum memulai pramusim, kami sudah punya Macca dan Dom masuk tim, lalu kami tahu ada peluang untuk Ryan. Lalu kami menyadari banget gelandang-gelandang tengah lainnya enggak mau gabung Liverpool. Ya, kalian lihat apa yang terjadi.”
“Kemudian kami menemukan Endo. Dia pemain luar biasa, sungguh. Dia 30 tahun, berpengalaman, kapten Jepang, dan seharusnya kesempatan itu enggak memungkinkan. Memang dia bukan pilihan pertama karena bursa transfer ya seperti itu, kita enggak mengejar pemain 30 tahun yang bermain di Jerman dan hampir terdegradasi.”
“Tapi syukurlah kami mengecek dua kali dan melihat lebih dalam dan mendapatkan anak ini dan dia berkeinginan datang pastinya, dan itu membantu transfernya terwujud,” imbuhnya.***dtc/mpc/bs