Jakarta(MedanPunya) Harga minyak dunia naik 5% menjadi US$ 121 per barel, pada akhir perdagangan Rabu (23/3) waktu AS.
Kenaikan harga itu terjadi akibat gangguan pada ekspor minyak mentah Rusia dan Kazakhstan lewat pipa Caspian Pipeline Consortium (CPC). Situasi ini, telah menambah kekhawatiran pada pasokan pasar global.
Harga minyak AS naik ke level 5,2% menjadi US$ 114,93 per barel. Sementara, minyak mentah Brent melonjak 5,3% menjadi US$ 121,60 per barel.
Pipa CPC sendiri merupakan jalur yang membawa minyak dari Kazakhstan Barat dan produsen minyak Rusia ke wilayah Laut Hitam.
Konsorsium pipa Kaspia mengatakan bahwa telah terjadi kerusakan terminal laut, sehingga membuat beberapa operasi sedang dihentikan sementara waktu.
Pada Selasa (22/3), wakil menteri energi Rusia Pavel Sorokin, mengatakan bahwa perbaikan terminal laut dekat pelabuhan Laut Hitam Novorossiysk itu bisa memakan waktu 6 minggu-2 bulan. Kondisi itu bisa menurunkan ekspor minyak sekitar 1 juta barel per hari.
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan multinasional AS Chevron yang memiliki saham di proyek pipa Kaspia mengatakan, saat ini pihaknya akan menilai situasi, dan akan mengarahkan penyelidikan lebih lanjut ke konsorsium pipa.
Sebelumnya, sejak ditutup pada 16 Maret, harga minyak mentah Brent telah melonjak ke 24% ke US$ 98,02 atau setara Rp 1,4 juta per barel. Harga tersebut terjadi saat ekonomi Rusia berada dalam kekacauan, akibat invasinya ke Ukraina.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina, Chevron mencatat selama 1 Maret, satu-satunya eksposur minyak ke Rusia adalah melalui sistem pipa Kaspia.***dtc/mpc/bs