Riyadh(MedanPunya) Pemerintah Arab Saudi dilaporkan telah mendesak Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi untuk mengundurkan diri pada awal bulan ini. Hadi yang tinggal dalam pengasingan di Riyadh ini juga disebut ‘dikurung’ di kediamannya dan dibatasi komunikasinya oleh otoritas Saudi.
Hadi mengumumkan pengunduran dirinya pada 7 April lalu, kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada dewan kepemimpinan baru saat Yaman memasuki masa gencatan senjata yang rapuh, yang membawa jeda sementara dalam konflik selama bertahun-tahun.
Laporan media terkemuka Amerika Serikat (AS), Wall Street Journal (WSJ), pada Minggu (17/4) waktu setempat, menyebut Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) memberikan dekrit tertulis kepada Hadi untuk mendelegasikan kekuasaannya kepada dewan kepemimpinan baru itu.
Dewan kepemimpinan Yaman itu terdiri atas delapan perwakilan dari kelompok-kelompok yang berbeda di Yaman. Laporan WSJ itu mengutip sejumlah pejabat Saudi dan Yaman yang enggan disebut namanya.
Menurut para pejabat yang dikutip WSJ, sejumlah pejabat Saudi mengancam akan mempublikasikan apa yang mereka sebut sebagai bukti korupsi Hadi demi meyakinkan dia agar mau mengundurkan diri.
Sejak meninggalkan jabatannya sebagai Presiden Yaman, menurut salah satu pejabat Saudi, Hadi dikurung di rumahnya di Riyadh dan tidak mendapat akses terhadap telepon.
Namun seorang pejabat Saudi lainnya menyebut Hadi didorong untuk mengundurkan diri karena berbagai faksi di Yaman telah kehilangan kepercayaan pada kemampuannya memimpin negara yang dilanda konflik bertahun-tahun itu.
Saudi menyambut baik pengunduran diri Hadi, kemudian menjanjikan bantuan dan dukungan sebesar US$ 3 miliar untuk negara tetangganya yang dilanda konflik.
Pemerintahan Yaman di bawah Hadi yang diakui internasional telah terlibat konflik selama tujuh tahun melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran. Pemberontak Houthi diketahui menguasai ibu kota Sanaa dan sebagian besar wilayah utara Yaman.
Saudi melancarkan intervensi militer bersama beberapa negara sekutunya ke Yaman sejak 2015. Hadi melarikan diri dari negaranya saat Houthi mendekati Aden, benteng terakhirnya, dan tinggal dalam pengasingan di Saudi hingga kini.
Konflik Yaman telah menewaskan ratusan ribu orang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut konflik Yaman telah memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan orang dilaporkan berada di ambang kelaparan.***dtc/mpc/bs