Medan(MedanPunya) Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) mengikuti pembekalan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) secara video conference pada Kamis (13/10).
Kepala Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Akademi Angkatan Laut (Depiptek AAL), Kolonel Mar Dr. Agus Salim membuka acara dan dalam sambutannya mengucapkan terimakasih atas kesediaan narasumber untuk mengisi acara pembekalan ini.
“Kegiatan ini adalah sebagai wadah menggali ilmu, berbagi pengalaman, sekaligus bersilaturahmi. Harapannya, para taruna dan taruni dapat memperoleh bekal untuk mempersiapkan diri pada event terbesar International Young Scientist Association (IYSA) yang dinamakan International Science and Invention Fair (ISIF) 2022 yang akan diselenggarakan di Bali dalam waktu yang dekat.
Kegiatan yang dihadiri oleh para taruna dan taruni AAL ini diisi oleh narasumber Dr. Sri Adelila Sari, S.Pd., M.Si yang merupakan Tim Ahli IYSA, juga dosen di Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Dalam paparannya dengan judul “Meneliti, Smart, dan Kompetitif” diawali dengan pertanyaan mengapa perlu mengikuti kegiatan lomba karya tulis.
“LKTI dapat meningkatkan softskill, menemukan potensi diri, memperluas pengalaman dan riwayat hidup, serta memperoleh uang pembinaan dan banyak keuntungan lainnya,” paparnya.
“Aristoteles, Galileo Galilei, Ibn al-Haytham (Alhacen or Alhazen) merupakan para pemikir dan intelektual, yang menyadarkan kita bahwa ide saja tidak cukup, namun simulasi atau ekperimen harus dilakukan agar dapat membuktikan bahwa sesuatu itu terjadi karena ada alasannya,” tambahnya lagi.
Kegiatan ini diisi dengan pemahaman konsep dasar penelitian yang terdiri dari sains, teknologi, rekayasa dan inovasi dan bagaimana hubungan antara science, engineering, dan innovation.
Proses penelitian, karakteristik penelitian, jenis penelitian, dan segala informasi yang dibutuhkan disampaikan secara terstruktur oleh narasumber.
“ISIF merupakan event perpaduan antara kompetisi dan pameran di bidang sains dan invensi tingkat internasional. Persiapkan 10 hal untuk ikut lomba LKTI,” sarannya.
“Seorang mental juara harus memiliki politik lomba, dimana tidak sekedar ikut lomba, tetapi mempunyai jangka waktu yang panjang. Kemudian memiliki tim yang saling melengkapi, menggunakan model Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM), bertanya kepada yang berpengalaman. Selain itu, ikuti panduan lomba, gunakan fakta dan data terkini, sering mengikuti kegiatan lomba LKTI, buat presentasi yang memukau dewan juri, dan tampil secara total. Jika semua sudah dilakukan, maka yakin dan berdoa agar mendapatkan hasil yang memuaskan,” tegasnya.
Beberapa pertanyaan yang diajukan seperti bagaimana penelitian dapat dilakukan, sementara kegiatan belajar di AAL sudah menghabiskan waktu.
Pertanyaan lain adalah bagaimana agar penelitian itu dapat disetujui oleh pengambil kebijakan untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat banyak.
“Di dalam satu tim, kita mempunyai banyak ide penelitian, bagaimana caranya agar ide itu dapat ditentukan?,” timpal salah seorang taruna. “Apa kriteria penilaian yang menjadi penentu bagi juri untuk menilai bahwa penelitian itu berkualitas?,” tanya taruna lainnya.
Kadepiptek AAL mengucapkan terimakasih kepada narasumber dan seluruh peserta yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.***rel/mpc/bs