Medan(MedanPunya) Situs Kota China atau Kotta Cinna ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemkot Medan. Sebelum melakukan revitalisasi, Pemkot Medan masih mengkaji tiga aspek dalam mengelola cagar budaya yang baru ditetapkan pada Februari tahun ini.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Laksamana Putra Siregar mengatakan Pemkot Medan bersama tim cagar budaya tengah mendiskusikan tentang pengelolaan cagar budaya. Berdasarkan diskusi tersebut, ada tiga aspek yang mesti dikaji dalam pengelolaan cagar budaya, seperti aspek fisik, sosial kultur hingga administrasi nya.
“Nah ini yang sedang kita diskusikan dan memang situs Kotta Cinna ini agak unik dari beberapa cagar budaya kita, jadi kita akan melakukan kajian secara komprehensif bagaimana situs Kotta Cinna ini bisa dikembangkan dalam artian tiga aspek, dari fisiknya kemudian kemanfaatannya dan administrasi kecagarbudayaannya,” kata Laksamana Putra Siregar, Selasa (28/3).
Pemkot Medan sendiri, kata Laksamana, siap mengelola museum Kotta Cinna yang saat ini kelola oleh pribadi atas nama yayasan. Selain itu, mereka juga sedang mengkaji rencana revitalisasi situs Kota China.
Sebab menurutnya, dengan luas areal 25 hektare yang diduga situs Kotta Cinna, dibutuhkan dana yang cukup besar untuk pembebasan lahannya. Sehingga Pemkot Medan akan melihat sejauh mana urgensi revitalisasi situs Kotta Cinna tersebut.
“Tentunya kita akan melihat terlebih dahulu urgensi ya, urgensi rencana lah kalau kita bilang, rencana revitalisasi situs Kotta Cinna,” ujarnya.
“Bahwa kalau misalnya urgensi nya ada nilai-nilai yang sangat historical dari situs Kotta Cinna itu ya yang dampaknya misalnya membuka cerita kesejarahan yang sangat fundamental terhadap suku, ras dan bangsa, maka kita mendorong dari segi rencana revitalisasi,” imbuhnya.
Dalam rencana revitalisasi tersebut, nantinya Pemkot Medan akan melibatkan sejarawan seperti Dr Phil Ichwan Azhari yang selama ini aktif dalam berbicara situs Kotta Cinna dan yang mengelola museum di lokasi tersebut. Selain itu, Pemkot Medan juga akan melakukan penyadaran kepada masyarakat yang saat ini bermukim di areal tersebut.
“Tentunya rencana revitalisasi yang akan diusulkan tersebut melibatkan banyak pihak ya, bukan hanya Pemkot Medan dalam dinas-dinasnya saja, tapi masyarakat sekitar, masyarakat sekitar itu kan harus disadarkan dulu, bahwa ini penting, kemudian bukan hanya soal merelokasi mereka, tetapi mereka juga harus punya pemahaman kesadaran bahwa mereka nantinya rela direlokasi,” ucapnya.
Sehingga jika Pemkot Medan ada anggaran untuk relokasi, masyarakat setempat sudah bersedia tanpa ada masalah ke depannya. Pemkot Medan akan melakukan pembebasan lahan secara bertahap mengingat luasnya lahan itu, hal itu pun setelah melakukan kajian terhadap cagar budaya tersebut.
“Jangan nanti kita ada anggaran untuk relokasi, tapi ternyata mereka tidak siap, tidak mau, jadi kita harus mengurai ini dulu ya, mulai dari beberapa aspek, sektor, yang memungkinkan, atau sampai level dimana kita melakukan revitalisasi,” bebernya.
Menurutnya, selain revitalisasi secara fisik, revitalisasi secara fungsi juga dapat dilakukan. Sehingga mereka akan melihat secara utuh terlebih dahulu situs Kotta Cinna ini untuk mengetahui sejauh mana upaya yang akan Pemkot Medan lakukan, dan jika diperlukan mereka akan mencoba mendorong hingga dibantu oleh pihak kementerian dalam revitalisasi tersebut.
“Situs Kotta Cinna ini juga nanti kita akan memikirkan revitalisasi yang kita lakukan itu setelah kita melihat meng-overview melihat secara utuh ya dan mendiskusikan dengan pimpinan dan dinas-dinas, maka kita akan melihat sejauh mana upaya yang akan kita lakukan,” sebutnya.
Laksamana menuturkan, bentuk revitalisasi yang dapat dilakukan secara fungsi adalah menjadikan situs Kotta Cinna sebagai tujuan dari city tour siswa. Dia akan mencoba menyarankan hal tersebut untuk dimasukkan ke dalam ekstrakurikuler siswa.
“Revitalisasi ini bisa kita lakukan seperti menjadikan salah satu tempat city tour bagi siswa-siswa, kita sarankan untuk memasukkan ke dalam ekstrakurikuler salah satu kunjungan adalah ke situs Kotta Cinna,” tutupnya.***dtc/mpc/bs