Medan(MedanPunya) Bertempat di ruang perpustakaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Jalan Brigjend Katamso No. 51 Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan Sumatera Utara, Selasa (28/3) Nanang Supena, S.P., M.P menerima Mahasiswa Program Studi Kimia Angkatan 2021, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Sebanyak 36 orang mahasiswa dan dua orang dosen, Dr. Sri Adelila Sari, M.Si dan Dr. Anna Juniar, M.Si melakukan study visit ke PPKS Medan.
“Adapun tujuan study visit ini adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang ril bagi mahasiswa yang sedang menekuni matakuliah kimia pemisahan, yang mencakup konsep-konsep dasar, hukum, dan instrumentasi yang digunakan dalam metode pemisahan, seperti distilasi, ekstraksi, sentrifusi, kromatografi, dan elektroforesis. Belajar ke PPKS merupakan pilihan yang tepat karena dapat melihat bagaimana konsep metode pemisahan diterapkan”, jelas Sri.
Disambut hangat oleh manajer laboratorium PPKS di ruangannya, Muhammad Dranto membagi mahasiswa dalam 3 kelompok untuk mengunjungi 4 laboratorium yang terdapat di PPKS, yaitu laboratorium sawit, daun, tanah & limbah, serta laboratorium pupuk.
“Keempat laboratorium ini beroperasional pada analisis sampel dari berbagai sektor, seperti pertanian, keamanan masyarakat (kepolisian), juga umum. Setiap sampel akan dianalisis berdasarkan kebutuhan yang diperlukan oleh sektor tersebut”, ujarnya.
“PPKS merupakan gabungan dari 3 lembaga penelitian, yaitu Pusat Penelitian Perkebunan Medan, Puslitbun Marihat, dan Puslitbun Bandar Kuala. Sebagai lembaga penelitian, PPKS dituntut memiliki peran memajukan industri kelapa sawit di Indonesia”, tambah Dranto.
Pada kesempatan ini, mahasiswa diperkenalkan dengan berbagai instrumentasi yang digunakan, seperti distilasi, sokletasi, kromatografi gas, dan kromatografi cair kinerja tinggi.
Selain itu juga instrumentasi penganalisa gas, spektroskopi serapan atom (AAS), spektrofotometer UV-Visible, digital pH Meter, kjeldahl auto distillation, juga electro thermal turut didemonstrasikan.
“Laboratorium sawit ini berfungsi untuk melegalisasikan sampel dengan metode Standar Nasional Indonesia (SNI)”, tegas Susi Andayani.
Proses sokhletasi sendiri biasanya berlangsung selama 4 hingga 6 jam, bergantung pada konsentrasi sampel. Setiap sampel yang diperoleh akan diproses selama 5 hari kerja untuk memperoleh sertifikasi dari uji labaratorium ini” pungkasnya.
Laboran ahli, Rahmad Halim Hasibuan, S.T di laboratorium daun menerangkan tentang fungsi dan cara kerja instrumen AAS.
“Senyawa yang terikat dalam sampel akan diubah menjadi atom yang mengandung ion, sehingga larutan sampel yang jernih dapat diuji menggunakan AAS. Alat ini diperlukan untuk analisis tumbuhan”, terangnya.
“Konsepnya berbeda dengan spektrofotometer UV-Visible, dimana warna dan panjang gelombang menjadi acuan untuk analisisnya”, tambah beliau.
Selain itu mahasiswa juga diajarkan tentang proses pengujian sampel pupuk di laboratorium pupuk, untuk membedakan mana pupuk asli dan pupuk yang tidak memenuhi SNI.
Erjan Amri, S.T selaku laboran di laboratorium tersebut menjelaskan cara sederhana untuk mengenali pupuk yang memenuhi standar dan tidak, dengan menambahkan asam sulfat atau air aki keras yang diperoleh dari baterai.
“Jika tidak memenuhi SNI, maka akan dihasilkan gelembung buih pada pupuk tersebut”, jelas Erjan.
Selanjutnya mahasiswa secara bergiliran mengunjungi laboratorium tanah dan limbah dan dipandu oleh Ahmad Firdaus, S.P.
“Sampel tanah perlu dipanaskan dengan oven pada suhu 40℃, kemudian diayak untuk mendapatkan ukuran mesh partikel yang berbeda. Jika tanahnya adalah gambut, maka proses pengovenan tidak perlu lama untuk menghindari sampel tanah kering dan rusak. Sampel tanah gambut yang sudah dioven, diaduk dengan mixer agar homogen dan jika timbul buih maka perlu ditambahkan amil alkohol”, terangnya.
Study visit ini berlangsung selama lebih kurang 3 jam dan diakhiri dengan pemberian plakat cenderamata dari mahasiswa oleh Sri Adelila Sari, sebagai tanda terimakasih kepada Lembaga PPKS yang telah memberikan sarana dan prasarana belajar.
Seluruh yang berhadir memanfaatkan momen berfoto bersama di depan gedung PPKS.
“Silahkan datang lagi untuk tujuan belajar, penelitian, ataupun magang di PPKS ini. Kalau sudah tamat kuliah, PPKS dapat menjadi salah satu alternatif untuk tempat bekerja”, tutup Nanang.***rel/mpc/bs