Sydney(MedanPunya) PM Australia Anthony Albanese pada Jumat (5/5) mengatakan, akan menyatakan kesetiaannya kepada Raja Charles III pada acara penobatan raja, meski dia berpendapat bahwa Australia seharusnya memiliki kepala negara sendiri.
Dalam referendum yang gagal pada 1999, Albanese menyatakan dukungan bagi warga negara Australia untuk menggantikan raja Inggris sebagai kepala negara Australia.
Albanese mengatakan dirinya menerima bahwa mayoritas warga Australia memilih negara itu tetap dalam bentuk monarki konstitusional, bukannya menjadi republik, dan dia akan menunjukkan hal tersebut sewaktu menghadiri penobatan Raja Charles pada Sabtu (6/5) di London.
Gerakan Republik Australia, yang mengampanyekan agar Australia menjadi republik, telah mendesak Albanese agar tetap bungkam sewaktu Uskup Canterbury mengundang “semua yang menginginkan” di antara jemaat di Westminster Abbey untuk bersumpah setia kepada Raja Charles III.
Albanese mengatakan, “Ya, saya pikir sebagai PM Australia, orang mengharapkan saya tidak datang ke acara penobatan raja untuk menciptakan kontroversi. Saya akan mengikuti protokol, seperti saya mengikuti protokol ketika Ratu mangkat tahun lalu. Saya pikir orang Australia menghormati itu”.
Associated Press (AP) melaporkan, kantor Perdana Menteri Australia tidak merespons ketika ditanya apakah Albanese bermaksud untuk melakukan afirmasi atau menyatakan kesetiaannya kepada raja.
Dibesarkan sebagai penganut Katolik Roma, Albanese memilih tidak mengangkat sumpah di atas Alkitab setahun silam sewaktu ia diangkat sebagai PM oleh Gubernur Jenderal David Hurley, yang ketika itu adalah perwakilan Ratu Elizabeth II di Australia.
Dia melakukan afirmasi jabatan, suatu alternatif sekuler dari sumpah jabatan yang tidak menyebut-nyebut Tuhan atau raja.
Delegasi Australia yang menyertai Albanese dalam penobatan ini mencakup Hurley dan enam gubernur negara bagian.***kps/mpc/bs