Jakarta(MedanPunya) Mengerikan! Pasukan junta Myanmar dilaporkan membunuh dan membakar 18 penduduk desa, termasuk lima anak, di Htantabin, wilayah Bago. Para korban tewas termasuk dua anak berusia lima tahun, seorang anak berumur tujuh tahun, satu anak berusia sembilan tahun, satu anak berumur 15 tahun dan seorang pria dan seorang wanita berusia tujuh puluhan tahun.
Pembunuhan itu terjadi pada Rabu pekan lalu, menyusul kekalahan besar pasukan junta Myanmar dalam serangan oleh Tentara Pembebasan Nasional Karen, sayap bersenjata dari Persatuan Nasional Karen, dan kelompok-kelompok perlawanan di dekat desa itu.
Dilansir media The Irrawaddy, Senin (15/5), menurut warga, usai serangan itu, pasukan junta menyerbu desa Nyaung Pin Thar dan menyiksa siapa saja yang mereka temukan.
Seorang penduduk desa memberi tahu The Irrawaddy bahwa saudara perempuan, ipar perempuan, dan keponakannya tewas dibunuh. Perempuan itu mengatakan bahwa dirinya lolos dari serangan junta karena saat itu dia sedang pergi ke rumah sakit. Dia mengatakan bahwa tetangganya, U Kyaw Thein (55) juga tewas.
“Dia mendengar pasukan membawa ibunya. Dia memohon kepada mereka dan mengatakan ibunya lumpuh dan tidak bisa pergi bersama mereka, jadi mereka mengambil U Kyaw Thein sebagai gantinya. Dia juga termasuk di antara mereka yang tewas,” kata perempuan itu.
Warga lainnya, Ko Toe dan keluarganya melarikan diri ke desa tetangga. Dia mengatakan pasukan membunuh mereka yang ditahan setelah interogasi dan penyiksaan. Mereka dipenggal dan dibakar, katanya.
Penduduk desa mengatakan beberapa tahanan dibakar hidup-hidup. Irrawaddy tidak bisa memverifikasi laporan ini secara independen.
Foto dan video yang dilihat Irrawaddy menunjukkan jasad yang hangus dan bagian-bagian tubuh serta organ yang tidak terbakar.
“Ini adalah salah satu tindakan paling tidak manusiawi oleh militer fasis,” kata pernyataan Pasukan Pertahanan Rakyat Htantabin.
Pembantaian di Nyaung Pin Thar ini adalah yang terbesar kedua di wilayah Bago sejak kudeta militer 2021 setelah 80 orang tewas pada 9 April 2021, dalam penumpasan pengunjuk rasa damai di Bago.
Pemerintah Persatuan Nasional sipil pada bulan Maret lalu mencatat 64 pembantaian yang dilakukan junta di seluruh Myanmar, di mana setidaknya 766 orang tewas.***dtc/mpc/bs