Washington(MedanPunya) Laporan media terkemuka Amerika Serikat (AS), The Washington Post, mengungkapkan bahwa Badan Intelijen Pusat (CIA) mengetahui rencana Ukraina untuk meledakkan saluran pipa gas Nord Stream.
CIA disebut mendapatkan informasi itu dari sebuah badan intelijen Eropa yang membocorkan rencana tim operasi khusus Ukraina sekitar tiga bulan sebelum ledakan mengguncang pipa gas bawah laut Nord Stream yang ada di Laut Baltik tahun lalu.
Dalam laporannya, The Washington Post mengutip informasi intelijen AS yang diduga dibocorkan oleh seorang teknisi komputer Garda Nasional AS berpangkat rendah, yang memiliki akses terhadap sejumlah besar materi yang bersifat sangat rahasia.
Dokumen intelijen AS yang bocor menunjukkan bahwa badan intelijen Eropa, yang tidak disebut negaranya, memberitahu CIA pada Juni 2022, atau empat bulan usai Rusia menginvasi Ukraina, soal para penyelam militer Kiev yang melapor langsung kepada panglima militer Ukraina yang sedang merencanakan serangan itu.
Saluran pipa gas Nord Stream 1 dan 2 yang dibangun di bawah laut untuk menyalurkan gas alam dari Rusia ke Jerman, diguncang ledakan bawah air pada 26 September 2022. Insiden itu membuat pipa gas itu tidak berfungsi dan memutus sumber potensial pendapatan miliaran dolar Amerika untuk Rusia.
Aksi sabotase yang memicu situasi darurat di seluruh kawasan itu memutus pasokan energi penting untuk Eropa saat perang terjadi dan membuat harga minyak dunia meroket. Tuduhan dilontarkan terhadap beberapa negara, termasuk Rusia, AS dan Ukraina, namun semuanya membantah.
Laporan The Washington Post, yang mengutip sejumlah pejabat yang tidak disebut namanya, menyatakan bahwa setelah CIA mengetahui dugaan rencana pengeboman pipa Nord Stream, otoritas AS memberitahu sekutu-sekutunya termasuk Jerman soal hal itu.
Disebutkan bahwa informasi intelijen asli dari Eropa menjelaskan jika rencana itu bukan operasi liar, dan bahwa rencana itu diawasi oleh Panglima Militer Ukraina Jenderal Valerii Zaluzhnyi tanpa sepengetahuan Presiden Volodymyr Zelensky.
Laporan The Washington Post itu didukung oleh informasi yang dikumpulkan oleh penyelidik Jerman, yang menyebut tim beranggotakan enam orang dengan memakai paspor palsu menaiki kapal layar besar dari Pelabuhan Rostock, Jerman, pada September tahun lalu untuk menjalankan operasi tersebut.
Kapal layar itu disewa oleh sebuah front company. Menurut laporan media Jerman pekan lalu, metadata dari email yang digunakan untuk menyewa kapal layar itu mengaitkan mereka dengan Ukraina dan presiden dari front company itu juga diketahui tinggal di Kiev.
Namun demikian, laporan media Denmark secara terpisah beberapa waktu terakhir menyebut sebuah kapal Angkatan Laut Rusia yang memiliki spesialisasi dalam operasi kapal selam terjepret kamera berada di dekat lokasi sabotase sesaat sebelum ledakan terjadi tahun lalu.
Belum ada tanggapan resmi dari CIA maupun otoritas AS atas laporan ini. Ukraina dan Rusia juga belum memberikan komentar mereka.***dtc/mpc/bs