Beijing(MedanPunya) Kelompok milisi Palestina, Hamas mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani sebuah kesepakatan di Beijing, China dengan organisasi-organisasi Palestina lainnya, termasuk saingannya Fatah untuk bekerja sama demi “persatuan nasional”. Pemerintah China menyebutnya sebagai kesepakatan untuk memerintah Gaza bersama-sama setelah perang berakhir.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi, yang menjadi tuan rumah bagi para pejabat senior Hamas, Musa Abu Marzuk, utusan Fatah Mahmud al-Aloul dan utusan dari 12 kelompok Palestina lainnya, mengatakan mereka telah sepakat untuk membentuk “pemerintahan rekonsiliasi nasional sementara” untuk memerintah Gaza pascaperang.
“Hari ini kami menandatangani perjanjian untuk persatuan nasional dan kami mengatakan bahwa jalan untuk menyelesaikan perjalanan ini adalah persatuan nasional. Kami berkomitmen terhadap persatuan nasional dan kami menyerukannya,” kata Abu Marzuk setelah bertemu Wang dan utusan lainnya.
Pengumuman tersebut muncul setelah sembilan bulan perang di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 39.000 orang, sebagian besar adalah warga sipil, menurut data dari kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
Pertempuran yang tiada henti telah menjerumuskan Gaza ke dalam krisis kemanusiaan yang parah.
Pemerintah China berupaya memainkan peran mediator dalam konflik tersebut, yang menjadi semakin kompleks karena persaingan sengit antara Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, dan Fatah, yang sebagian menguasai Tepi Barat.
Ketika pertemuan hari Selasa berakhir di Beijing, Wang mengatakan kelompok-kelompok tersebut telah berkomitmen untuk melakukan “rekonsiliasi”.
“Sorotan paling menonjol adalah kesepakatan untuk membentuk pemerintahan rekonsiliasi nasional sementara seputar pemerintahan Gaza pascaperang,” kata Wang setelah penandatanganan “deklarasi Beijing” oleh faksi-faksi Palestina di Beijing, ibu kota China.
“Rekonsiliasi adalah masalah internal bagi faksi-faksi Palestina, namun pada saat yang sama, hal ini tidak dapat dicapai tanpa dukungan komunitas internasional,” kata Wang.
Wang menambahkan bahwa China ingin “memainkan peran konstruktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah”.
Hamas dan Fatah telah menjadi rival sengit sejak Hamas mengusir Fatah dari Jalur Gaza setelah bentrokan mematikan menyusul kemenangan gemilang Hamas dalam pemilu tahun 2006. Fatah mengendalikan Otoritas Palestina, yang memegang sebagian kendali pemerintahan di Tepi Barat yang diduduki Israel.***dtc/mpc/bs