Labusel(MedanPunya) Seorang pria di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara (Sumut) inisial ASD (22) membacok kedua orang tuanya. Saat kejadian, pelaku tengah dalam kondisi mabuk tuak.
Kanit Reskrim Polsek Sungai Kanan Ipda Sofyandi mengatakan peristiwa itu terjadi di Lingkungan 45, Kelurahan Langga Payung, Kecamatan Sungai Kanan, Kamis (17/10) sekira pukul 18.30 WIB. Adapun kedua korban adalah Rokibah Rambe (41) dan Aspan Dalimunthe (49).
“Iya, benar. Jadi, pada saat itu, menurut keterangan saksi, si anak (pelaku) ini sudah dalam keadaan mabuk minum tuak, kalau enggak salah kemungkinan dia juga (dalam pengaruh) lem cap kambing itu,” kata Sofyandi, Senin (21/10).
Sofyandi mengatakan pelaku datang ke rumah itu sambil membawa parang. Setelah itu, pelaku langsung membacok ibunya yang kebetulan tengah duduk di ruang tamu.
“Dia (pelaku) masuk ke rumah, dari pintu itu dia sudah pegang parang. Jadi, kalau keterangan adiknya itu, bahwa dia (pelaku) tak ada tanya-tanya langsung bacok ibunya yang sedang duduk di ruang tengah menyisir pisang,” sebutnya.
Korban pun langsung menjerit. Tak lama, korban Aspan keluar dari dapur menghampiri istrinya. Namun, saat akan menghentikan aksi pelaku itu, korban malah dibacok oleh pelaku.
“Dilihat ibu sudah tergeletak, si anak masih pegang parang, (ayah) berusaha bantu untuk melerai, malah si anak ini membacok lagi ayahnya,” kata Sofyandi.
Akibat kejadian itu, kedua korban mengalami luka bacok di bagian kepala. Setelah kejadian, kedua korban langsung dilarikan ke klinik untuk mendapatkan pertolongan.
Sofyandi mengatakan pihaknya langsung menuju lokasi usai mendapatkan informasi kejadian itu. Lalu, pihaknya langsung mengamankan pelaku dan membawanya ke Polsek Sungai Kanan. Dia menyebut saat ini pelaku telah berstatus tersangka dan sudah ditahan.
“Pada saat itu, kita amankan si tersangka, langsung kita bawa ke Polsek, sudah ditahan,” pungkasnya.
Setelah jadi tersangka dan ditahan, polisi lalu membeberkan motif ASD menganiaya kedua orang tuanya. Polisi menyebut tersangka menganiaya korban karena dendam sering dibandingkan dengan anak tetangga.
“Setelah kita lakukan interogasi, berawal dari keterangan si tersangka ini, bahwa dia merasa dendam kepada orang tuanya karena selalu dibanding-bandingkan dengan anak tetangga,” kata Sofyandi.
Sofyandi mengatakan pelaku ini tidak mau membantu orang tuanya. Alhasil, orang tua pelaku kerap menasihati pelaku agar membantu mereka dan membandingkannya dengan anak tetangga mereka.
“Si anak (pelaku) ini kalau diberitahu tak pernah mau mendengar apa nasihat orang tuanya. Jadi, dia (pelaku) itu pulang, sampai rumah makan, tidur, habis itu pergi. Lalu, dibandingkan dengan anak tetangga, anak (tetangga) itu mau bantu orang tuanya. Jadi, si anak (pelaku) ini merasa kok dibandingkan. Maksud orang tuanya kan bagus supaya anak itu mau membantu kedua orang tua,” jelasnya.***dtc/mpc/bs