Moskow(MedanPuya) Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Rusia Mikhail Bogdanov bertemu dengan seorang pejabat senior Hamas di Moskow. Dalam pertemuan itu, Bogdanov mendesak Hamas untuk menepati janji mereka untuk membebaskan sandera Rusia di Jalur Gaza.
Bogdanov yang juga merupakan utusan khusus Presiden Vladimir Putin untuk Timur Tengah, bertemu dengan anggota senior biro politik Hamas, Musa Abu Marzuk, pada Senin (3/2) waktu setempat.
Rusia telah menyerukan pembebasan Alexander Trufanov yang memiliki kewarganegaraan ganda Rusia-Israel dan Maxim Herkin yang merupakan warga negara Israel yang berasal dari Donbas di Ukraina dan memiliki kerabat Rusia.
Dalam pembicaraan keduanya di Moskow, menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, Bogdanov “sekali lagi memberikan penekanan khusus soal perlunya menepati janji-janji yang diberikan oleh kepemimpinan Hamas mengenai pembebasan warga Rusia A. Trufanov dan sandera-sandera lainnya yang ditahan di Jalur Gaza”.
Pernyataan itu juga menekankan soal “pentingnya melanjutkan upaya yang tepat demi kepentingan mencapai persatuan antar-Palestina”.
Trufanov, yang juga dikenal sebagai Sasha, diculik oleh militan Hamas pada 7 Oktober 2023 bersama pacarnya, Sapir Cohen, dari kibbutz Nir Oz di dekat perbatasan Jalur Gaza.
Ayahnya terbunuh dalam serangan itu, sedangkan ibunda serta neneknya diculik namun telah dibebaskan dari Jalur Gaza pada November 2023 lalu. Keluarga Trufanov bermigrasi dari Rusia ke Israel pada akhir tahun 1990-an.
Jihad Islam, kelompok militan sekutu Hamas, merilis video yang menunjukkan Trufanov pada November 2024 lalu. Tidak diketahui secara jelas kapan video itu direkam dan bagaimana kondisi Trufanov saat ini.
Sementara Herkin bermigrasi dari Ukraina ke Israel bersama ibundanya dan diculik saat menghadiri festival musik rave Supernova ketika serangan Hamas terjadi.
Dalam pernyataan kepada kantor berita RIA Novosti, Marzuk mengatakan bahwa “Trufanov pasti akan dibebaskan dalam waktu dekat”.
“Dia akan dibebaskan meskipun faktanya dia adalah seorang tentara, tetapi keputusan telah diambil untuk membebaskannya pada tahap pertama perjanjian. Itulah jawaban kami terhadap posisi Rusia mengenai masalah Palestina,” ucapnya.
Sedangkan soal pembebasan Herkin, sebut Marzuk, akan dilakukan pada tahap kedua gencatan senjata, yang pembicaraannya baru akan dimulai pekan ini.
Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam pernyataannya, mengungkapkan bahwa Bogdanov dan Marzuk juga membahas “kemajuan perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, dengan penekanan pada pentingnya meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada penduduk Palestina yang menderita”.***dtc/mpc/bs