Medan(MedanPunya) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengkritik kinerja anak buahnya. Dia kemudian mengungkit Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang marah kepada para menteri soal kinerja.
Edy awalnya bicara potensi pertanian di Karo yang terkendala tanah rusak akibat penggunaan pupuk tertentu. Edy menilai hal tersebut membuat petani malah susah.
“Petani susah. Kita butuh pemeliharaan-pemeliharaan tertentu sehingga nanti dia harus ada pabrik pupuk organik di situ. Itulah stimulus, itulah kehadiran pemerintah,” kata Edy di rumah dinasnya, Medan, Selasa (30/6).
Namun, kata Edy, kehadiran pemerintah membantu petani di Karo itu malah terkendala aturan. Jika pengadaan pabrik pupuk yang bersifat hibah itu tak sesuai aturan, hal tersebut bisa bermasalah nantinya.
“Tapi susahnya saya di situ, saya komunikasi karena adanya undang-undang di daerah, itu kan harus diaminkan oleh bupati. Bentuknya hibahkah. Kalau salah tak mau buka keran, saya juga tak bisa, aturan-aturan, mainkan-mainkan, ternyata tak bisa dimainkan (dieksekusi),” ucap Edy.
Edy lalu mengungkit soal Presiden Jokowi yang mengungkapkan kekesalan terhadap kinerja menterinya. Menurutnya, Jokowi marah karena ada menteri yang malah membuat aturan pelaksanaan suatu program sulit mengalir hingga tingkat bawah.
“Kalau Anda lihat semua Presiden sampai marah itu sama menteri-menterinya. Kenapa? Menterinya megang aturan, dengan aturan itu begitu susah ngalir ke bawah,” ucap Edy.
Meski demikian, Edy menyebut aturan tersebut harus dipatuhi agar tidak terseret kasus hukum dan mencontohkan soal kasus Bank Century. Dia berharap aturan bisa diperbaiki agar kinerja pemerintah lebih mudah.
“Sri Mulyani hari itu urusan dengan Century. Century itu kan maunya itu sebenarnya, tapi kan saat itu harus, tapi begitu dibawa ke ranah hukum kan kacau. Itulah yang dipegang, sebenarnya aturan itu yang harus dibenahi,” tuturnya.
Edy juga mengungkap dirinya telah mencopot Dirut PDAM Tirtanadi Trisno Sumantri. Alasannya, kinerja Trisno tidak menunjukkan hasil yang baik.
“Saya tanya siapa yang tak setuju dia saya ganti? Harusnya kalian yang menerjang saya, ‘Pak, air ini tak jalan, air kotor’,” ucap Edy.
“Ini sudah hampir dua tahun dia, rapornya merah, dari segi bisnis, penghasilan tidak bisa mendukung PAD. Yang paling penting itu rakyat semua ribut,” sambung Edy.***dtc/mpc/bs