Riyadh(MedanPunya) Pemerintah Arab Saudi menawarkan gencatan senjata ‘komprehensif’ yang diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kepada kelompok pemberontak Houthi Yaman. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari serangkaian proposal baru untuk mengakhiri konflik enam tahun di Yaman.
Tawaran gencatan senjata itu ditolak oleh Houthi. Penolakan ini disampaikan ketika pemberontak yang didukung Iran itu meningkatkan serangan terhadap Saudi – termasuk fasilitas minyaknya – dan terus melancarkan serangan untuk merebut benteng terakhir pemerintah Yaman di wilayah utara.
“Inisiatif itu mencakup gencatan senjata komprehensif di seluruh negeri di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa”, demikian isi pernyataan pemerintah Saudi.
Ditambahkan, Saudi juga mengusulkan pembukaan kembali bandara internasional di Sanaa, ibu kota yang dikuasai Houthi, dan memulai kembali negosiasi politik antara pemerintah Yaman dan Houthi.
Lebih lanjut, Arab Saudi menyerukan penyetoran pajak dan pendapatan bea cukai dari kapal yang membawa minyak ke pelabuhan Laut Merah Hodeida – saluran utama untuk bantuan yang sangat dibutuhkan – dalam rekening bersama bank sentral Yaman.
“Kami ingin senjata benar-benar terhenti,” kata Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.
“Inisiatif itu akan berlaku segera setelah Houthi menyetujuinya,” tambahnya, menyebutnya sebagai “kesempatan untuk mengakhiri krisis” di Yaman.
Pemerintah Yaman menyambut baik inisiatif tersebut, sementara Houthi menepisnya dan menegaskan kembali permintaan mereka agar blokade udara dan laut yang dipimpin Saudi di Yaman dicabut sepenuhnya.
“Arab Saudi harus mengumumkan diakhirinya agresi dan mencabut blokade sepenuhnya,” kata juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam, dilansir saluran televisi yang dikelola Houthi, Al-Masirah.
Arab Saudi telah memimpin koalisi militer ke Yaman sejak 2015 untuk mendukung pemerintahan yang diakui secara internasional, dan berjuang untuk menggulingkan pemberontak. Koalisi Saudi mengatakan pihaknya memberlakukan blokade laut dan udara untuk mencegah penyelundupan senjata ke Houthi dari Iran – tuduhan yang kemudian dibantah Iran.
Proposal yang diajukan Arab Saudi dilakukan usai kegagalan gencatan senjata sepihak tahun lalu.
Pada April 2020, koalisi Saudi mengumumkan gencatan senjata sementara di Yaman. Namun, Houthi juga menolak inisiatif itu sebagai manuver politik.
Proposal kembali diajukan usai ada dorongan baru oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian yang tertunda.
Ratusan ribu orang, sebagian besar warga sipil, telah terbunuh dan jutaan mengungsi akibat perang Yaman, yang telah melumpuhkan sistem ekonomi dan perawatan kesehatan di negara tersebut.***dtc/mpc/bs