Medan(MedanPunya) Wali Kota Medan Bobby Nasution diteriaki ‘gubernur’ saat menemui pedagang eks Pajak Aksara, Medan, Sumatera Utara (Sumut). Peristiwa itu dinilai tes untuk melihat respons publik.
“Saya kira wajar jika ada yang meneriaki Wali Kota Medan Bobby sebagai gubernur. Ini bagian dari framework politik untuk menawarkan Bobby sebagai calon Gubsu mendatang. Ini bagian dari test cases untuk memancing respons publik,” kata pengamat politik USU, Warjio, Kamis (20/5).
Warjio menyebut pemilihan gubernur akan digelar tiga tahun lagi. Namun persiapan harus dibuat, termasuk pembentukan framework-nya.
“Pilgubsu masih 3 tahun mendatang. Tapi persiapan harus dibuat, termasuk pembentukan framework-nya oleh siapa pun,” ujar Warjio.
Namun, menurut Warjio, Bobby sebaiknya berkonsentrasi dulu dalam membangun Kota Medan dengan beragam persoalan. Bobby dinilai belum teruji dan harus banyak mendengar dalam membangun Kota Medan.
“Bobby harus konsentrasi dulu untuk memenuhi janji politiknya dalam membangun Kota Medan yang banyak persoalan, mulai infrastruktur, mentalitas birokrasi, sampai pembentukan identitas pembangunannya. Bobby belum teruji dalam kaitan ini. Ia masih harus perlu banyak mendengar dan melakukan perubahan untuk Kota Medan,” ujar Warjio.
Dengan adanya teriakan tersebut, secara otomatis Bobby harus lebih giat lagi untuk menunjukkan kinerjanya di depan masyarakat.
Terpisah, hal senada disampaikan akademisi Ilmu Politik USU Faiz Albar Nasution. Dia menilai teriakan itu juga sangat wajar.
“Sebenarnya itu hal yang wajar melihat Bobby ini kan banyaklah harapan masyarakat. Jadi, melihat Kota Medan ini kan, para pemimpinnya korup, terus tidak membuat perubahan. Jadi memang masyarakat menanti-nanti perubahan itu,” ujar Faiz.
Faiz menyebut harapan masyarakat kepada Bobby itu dilihat dari historis Mertuanya, Presiden Jokowi. Bobby dianggap bisa seperti demikian nantinya.
“Jadi harapannya (masyarakat) karena Mas Bobby ini adalah menantu Pak Presiden. Tentu masyarakat secara langsung, melihat secara historis ini mungkin akan menjadi seperti Pak Jokowi dulu. Tentu Bobby melakukan perubahan di Medan. Seterusnya nanti akan naik selevel di atas gubernur ataupun nanti bisa ke dalam konteks nasional. Jadi memang masyarakat melihat itu secara historis, harapannya,” sebut Faiz.
Faiz menuturkan layak atau tidaknya bakal ditentukan oleh masyarakat sendiri. “Jadi bicara layak atau tidak layak, sebenarnya itu biarkan masyarakat yang menilai,” ujar Faiz.
Sebelumnya, Bobby Nasution meninjau pengerjaan Pasar (Pajak) Aksara baru di Jalan Mesjid, Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Bobby datang bersama Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti.
Bobby langsung masuk ke lokasi dan berkeliling meninjau pembangunan gedung tersebut. Lalu, saat hendak pulang, Bobby dihadang sejumlah warga di depan pintu gerbang gedung itu.
Warga bersorak ingin berbicara. Bobby, yang melihat mereka, langsung menghampiri. Bobby mendengar curhatan para warga tersebut. Warga meminta solusi setelah Pajak Aksara lama terbakar.
“Kami dari pedagang Aksara. Sudah 5 tahun terbakar,” sebut para pedagang, Rabu (19/5).
Para pedagang itu meminta Bobby memberi tempat baru untuk mereka berdagang. Menurut mereka, tempat penampungan sementara juga sudah tak ada lagi.
“Kami nggak ada tempat, penampungan juga kami tidak ada. Tolong solusinya, Pak. Bapak yang kami dukung hingga menang, tolong kami, Pak,” ujar pedagang itu.
Bobby menawari para pedagang di eks Pajak Aksara lama pindah ke lokasi pasar yang sedang dibangun. Namun para pedagang menolak tawaran Bobby.
“Kalau pindah ke sini pada mau?” ucap Bobby.
“Nggak mau, Pak,” jawab para pedagang.
Bobby menjelaskan tanah bangunan pasar yang terbakar itu bukan milik Pemko Medan. Bobby mengaku Pemko Medan telah berupaya membeli tanah itu untuk membangun pasar kembali, namun pemilik tanah tidak bersedia.
“Tanahnya bukan punya Pemko Medan sepenuhnya,” sebut Bobby.
Selain meminta solusi kepada Bobby, ada juga warga yang meneriakkan ‘gubernur’ saat Bobby hendak pulang.
“Pak Bobby gubernur!” sebut warga tersebut.***dtc/mpc/bs