MedanPunya – Film animasi Nussa tiba-tiba jadi perbincangan di Twitter. Gara-garanya, Nussa dituduh Taliban.
Satu akun Twitter membuat sebuah thread yang membahas soal penampilan Nussa. Dengan menampilkan foto karakter Nussa dan Rara, akun itu menuduh pakaian yang dipakai Nussa tidak khas Indonesia.
“Apakah ini foto anak Indonesia? Bukan. Pakaian lelaki sangat khas Taliban. Anak Afganistan. Tapi film Nusa Rara mau dipromosikan ke seluruh dunia. Agar dunia mengira, Indonesia adalah cabang khilafah. Atau bagian dari kekuasaan Taliban. Promosi yg merusak!” kicau akun Eko Kuntadhi.
Ia juga menyebut, pakaian merupakan representasi orang. “Kalau tiap hari anak lelaki pakai daster, budaya apa yang mau dicangkokan ke anak Indonesia?”
Setelah kicauan itu menjadi ramai dengan berbagai komentar, Ryan Adriandhy yang merupakan komika dan juga penggarap Nussa bersama Visinema Pictures angkat suara.
“Taliban talibun nih baca aja sinopsis film kami di website BIFAN. Noh sekalian gue kasih gambar NUSSA pake baju astronotnya. Biar lo sekalian tau NASA ada cabang di Ciledug. Dipimpin NASSA-R KDI. Dia nyanyi dangdut sebenernya cuma propaganda biar kita semua pindah ke Saturnus,” tulisnya.
Dalam komentarnya itu, Ryan Adriandhy jugaa membubuhkan sebuah foto Nussa memakai pakaian astronot. Tak cuma itu, dalam foto tersebut juga ada sinopsis dari animasi karya anak bangsa itu.
“Berencana untuk mengesankan ayahnya yang akan pulang setelah setahun di luar negeri, Nussa, anak cerdas berusia 9 tahun, berpartisipasi dalam kompetisi sains di sekolahnya. Namun ketika ia menerima kabar bahwa ayahnya membatalkan perjalanan pulang dan tidak dapat hadir dalam kompetisi, dan pada saat yang sama seorang siswa baru yang cerdas bernama Jonni, menjadi saingannya dalam kompetisi sains itu. Nusa belajar arti sebenarnya dari rasa syukur,” bunyi sinopsis tersebut.
Di kicauannya juga ia menyebut sudah mengajak pemilik akun Twitter itu untuk menonton dahulu film Nussa.
“Kami undang resmi baik-baik. Kami ajak nonton PRIVATE. Gratis. Disewain studio PREMIERE XXI di Plaza Senayan. Kursi enak; Supaya lihat produknya dulu sebelum menuduh. Lihat ceritanya. Kualitas animasinya. Mau diajak diskusi santai sama kreator, nggak mau, maunya lanjut ngebacot,” tulisnya.
Film animasi Nussa, juga baru dipromosikan tampil di world premiere Korea Selatan, tepatnya di festival Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN). Acara tersebut dilaksanakan mulai 8 hingga 18 Juli 2021.
Dilaksanakan secara hybrid, pada pelaksanaannya yang ke-25 ini BIFAN melakukan pemutaran dan program festival mereka secara online dan offline. Sebagai perwakilan Indonesia, film Nussa yang disutradarai oleh Bony Wirasmono masuk pada kategori film keluarga.
Film Nussa merupakan animasi panjang pertama Visinema dan The Little Giantz, studio animasi asal Jakarta.
“Kami senang dan bangga, walaupun masih dalam masa pandemi tetapi film NUSSA dapat ditonton oleh teman-teman di Korea Selatan. Tema besar yang menjadi fokus utama kami dalam film NUSSA adalah gratitude. Sehingga diharapkan setelah menonton filmnya, kita semua dapat merasa lebih bersyukur,” kata Anggia Kharisma, Produser dari film NUSSA dalam sambutannya untuk film Nussa di BIFAN.***dtc/mpc/bs