Washington(MedanPunya) Pasukan operasi khusus Amerika Serikat (AS) disebut secara diam-diam telah melakukan pelatihan terhadap tentara-tentara Taiwan selama berbulan-bulan. Aktivitas militer AS ini berpotensi memancing kemarahan China, yang masih menganggap Taiwan sebagai bagian wilayahnya.
Informasi itu diungkapkan oleh seorang pejabat Pentagon atau Departemen Pertahanan AS yang enggan disebut namanya.
Disebutkan pejabat Pentagon itu bahwa kontingen yang beranggotakan sekitar 20 pasukan operasi khusus dan pasukan konvensional telah melakukan pelatihan selama kurang dari setahun. Beberapa pelatih dari AS itu, menurut pejabat Pentagon tersebut, juga melakukan rotasi keluar dan masuk Taiwan.
Pernyataan pejabat Pentagon itu sebagian besar mengonfirmasi laporan Wall Street Journal (WSJ) yang menyebut pelatihan diam-diam itu sudah berlangsung selama setidaknya satu tahun, di tengah meningkatkan ancaman verbal China terhadap Taiwan yang merupakan sekutu AS.
Kementerian Pertahanan Taiwan menolak mengomentari laporan itu. Namun juru bicara Pentagon, John Supple, menyatakan bahwa secara umum, dukungan AS untuk militer Taiwan diukur dari kebutuhan pertahanannya.
“Dukungan kami dan kemitraan pertahanan kami dengan Taiwan tetap sejalan dalam melawan ancaman terkini yang diberikan oleh Republik Rakyat China,” sebut Supple dalam pernyataannya.
“Kami mendorong Beijing untuk menghormati komitmennya terhadap resolusi damai untuk perbedaan lintas-selat (Taiwan),” imbuhnya.
Pada November tahun lalu, laporan media Taiwan yang mengutip Komando Angkatan Laut Taiwan menyebut bahwa tentara AS telah tiba untuk melatih personel Marinir dan Pasukan Khusus Taiwan dalam operasi kapal kecil dan operasi amfibi.
Namun laporan itu kemudian disangkal oleh para pejabat Taiwan dan AS, yang menekankan kedua pihak hanya terlibat dalam pertukaran dan kerja sama militer bilateral saja.
AS diketahui memasok persenjataan ke Taiwan, termasuk rudal-rudal pertahanan dan jet-jet tempur, di tengah ancaman China untuk merebut kembali Taiwan dan penyatuannya dengan China. AS juga mempertahankan komitmen ambigu untuk membela Taiwan, yang dianggap China sebagai provinsi yang memisahkan diri.
Sebuah video yang dirilis tahun lalu dan ditayangkan media Taiwan menunjukkan tentara-tentara AS ikut serta dalam latihan militer ‘Balance Tamper’ di Taiwan.
Belum ada respons resmi China terhadap laporan ini.***dtc/mpc/bs