Gapura Jalan Rusak ‘Dijual’ di Asahan Jadi Korban Vandalisme

Asahan(MedanPunya) Gapura selamat datang menuju desa Punggulan di Kecamatan Air Joman Kabupaten Asahan Sumatera Utara yang dipasang warga spanduk ‘jalan dijual’ sebagai bentuk frustasi jalan rusak menjadi korban vandalisme. Gapura itu ditulisi kata-kata tidak pantas.

Pantauan, Rabu (12/4) di gapura selamat datang tersebut terdapat sebuah tembok keramik yang dicoret dengan pilox berwarna merah bertuliskan nama jalan dengan bahasa yang tidak pantas.

“JLN KO****,” tulis coretan vandalisme di gapura tersebut.

Menurut salah seorang warga sekitar bernama Sumantri, coretan nama jalan di gapura selamat datang tersebut sudah sejak tiga hari yang lalu. Dia tidak tahu siapa yang berbuat usil seperti itu.

“Sudah ada sekitar tiga hari inilah. Nggak tau siapa yang buat tiba-tiba sudah ada,” ujarnya.

Sumantri antara sepakat dan tidak menyikapi coretan dan spanduk yang masih terpasang di atas gapura tersebut. Pasalnya sampai hari ini jalan tersebut tidak kunjung diperbaiki.

“Setiap hari kami masyarakat di sini makan abu jalan. Kalau sudah hujan jalan itu jadi kubangan lumpur. Kalau saya pribadi sebenarnya sepakat ada tulisan kritik ini tapi maunya jangan sampai dengan coretan bahasa kotor,” kata dia.

Sementara itu, di atas gapura tersebut masih terpasang spanduk putih bertuliskan ‘Jalan Makin Parah Mereka Pada Kemana’ yang sebelumnya sudah bertahan sekitar sebulan di atas gapura selamat datang itu.

Masih di gapura yang sama berdasarkan catatan, hampir setahun yang lalu atau pada bulan Mei 2022 warga juga pernah memasang spanduk kekecewaan terhadap kondisi jalan tersebut dengan menuliskan “Dijual Jalan Pasar XI”.

Menurut warga hampir 5 kilometer jalan dalam kondisi rusak parah dengan dipenuhi banyak lubang membentang dari Kecamatan Air Joman menuju Silau Laut di Kabupaten Asahan.

Anggota DPRD Asahan Nur Annisa Pulungan, mengatakan jalan yang statusnya milik provinsi itu sebenarnya masuk dalam bagian perbaikan 450 kilometer jalan rusak di Sumatera Utara yang anggarannya mencapai Rp 2,7 triliun.

“Sejauh ini yang saya ketahui soal jalan itu sudah dianggarkan multi years di provinsi. Terkait sampai hari ini kondisinya masih belum ada perbaikan mungkin karena ada kendala. Tapi yang jelas itu masuk dan sudah dianggarkan,” kata Nur saat dikonfirmasi detikSumut, Kamis (6/4).

Anggota DPRD Asahan dari Partai PDI Perjuangan ini pun tak mengetahui secara pasti mengapa jalan yang dikeluhkan warga di Asahan tersebut sampai hari ini belum juga dikerjakan pembangunannya, meskipun proyek pembangunan jalan provinsi tersebut masih berjalan sampai akhir tahun 2023.

“Mungkin karena ada masalah atau hambatannya apa nanti akan kami sampaikan ke Provinsi Sumut melalui Fraksi PDI Perjuangan,” kata dia.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version