Heboh Warga Beli BBM Pakai Teko dan Kaleng Biskuit, Ini Kata Pertamina

Nias Barat(MedanPunya) Sebuah foto yang menunjukkan warga di Nias Barat, Sumatera Utara, membeli BBM jenis Pertalite menggunakan teko membuat heboh. Pembelian ini dilakukan di sebuah SPBU di sana. Selain teko, warga di sana juga dikabarkan membeli BBM menggunakan kaleng biskuit.

Dalam foto terlihat petugas wanita yang mengisikan BBM. Teko terlihat sudah hampir penuh dengan BBM.

Petugas itu mengisi BBM ke teko di tengah antrean pengendara yang juga ingin mengisi di SPBU itu. Di dalam foto tertulis peristiwa itu terjadi hari ini pukul 07.27 WIB.

Section Head Commrel Pertamina Patra Niaga Region Sumbagut, Agustiawan mengatakan, pembelian BBM jenis pertalite menggunakan teko itu tidak diizinkan. Hal ini karena BBM jenis ini sudah masuk kategori BBM penugasan.

“Bahwa BBM Bersubsidi tidak boleh diperjualbelikan menggunakan jeriken sejak adanya keputusan dari Menteri ESDM yang menyatakan bahwa pertalite statusnya berubah menjadi jenis BBM khusus penugasan dari yang sebelumnya merupakan jenis BBM umum, maka perlakuannya sama dengan BBM bersubsidi,” ucap Agus kepada wartawan.

Agus mengatakan pembelian boleh dilakukan jika menggunakan jeriken yang berbahan logam dan melampirkan surat dari dinas terkait. Hal ini diperuntukkan bagi nelayan ataupun petani.

Section Head Commrel Pertamina Patra Niaga Region Sumbagut, Agustiawan mengatakan, pembelian BBM jenis pertalite menggunakan teko itu tidak diizinkan. Hal ini karena BBM jenis ini sudah masuk kategori BBM penugasan.

“Bahwa BBM Bersubsidi tidak boleh diperjualbelikan menggunakan jeriken sejak adanya keputusan dari Menteri ESDM yang menyatakan bahwa pertalite statusnya berubah menjadi jenis BBM khusus penugasan dari yang sebelumnya merupakan jenis BBM umum, maka perlakuannya sama dengan BBM bersubsidi,” ucap Agus kepada wartawan.

Agus mengatakan pembelian boleh dilakukan jika menggunakan jeriken yang berbahan logam dan melampirkan surat dari dinas terkait. Hal ini diperuntukkan bagi nelayan ataupun petani.

Agus menduga, warga membeli menggunakan teko atau kaleng biskuit ini karena menyamakan antara jeriken dari bahan logam dengan teko yang juga dari bahan logam.

“Betul (masyarakat salah persepsi soal jeriken berbahan logam),” jelasnya.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version