Pematangsiantar(MedanPunya) Seorang pria bernama Hendarso (58) ditemukan tewas di salah satu kamar kos di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut). Saat ditemukan, jasad korban sudah dalam keadaan membusuk.
Kapolsek Siantar Timur Iptu Jon Purba mengatakan jasad korban itu ditemukan di kos-kosan di Jalan Sagnawaluh, Kecamatan Siantar Timur, kemarin sore.
“Personel masuk ke kamar tersebut dan menemukan korban sudah tidak bernyawa dalam keadaan tanpa pakaian serta sudah mengeluarkan bau busuk terlentang di atas tempat tidur,” kata Jon, Jumat (28/6).
Jon menyebut penemuan jasad korban itu berawal saat petugas kos-kosan curiga karena korban tak kunjung keluar dari dalam kamar. Padahal masa sewa korban di kos-kosan itu telah habis.
Petugas kos pun menuju ke kamar korban dan menggedor-gedor, tetapi tidak ada jawaban. Saat dicek dari ventilasi udara, tercium aroma busuk.
Peristiwa itu pun lalu dilaporkan ke pihak kepolisian. Selang beberapa waktu, petugas kepolisian datang dan mendobrak pintu kamar tersebut karena dalam keadaan terkunci dari dalam kamar.
“Dilakukan pendobrakan. Setelah ditemukan, personel bersama BPBD Siantar mengevakuasi mayat korban ke RSUD Djasamen Saragih untuk dilakukan visum,” sebutnya.
Jon menyebut korban datang ke Pematangsiantar pada Kamis (20/6) sore dan memesan kamar di kos-kosan itu. Korban diketahui merupakan sales rokok asal Semarang yang akan dipromosikan di Kota Pematangsiantar.
Lalu, pada Sabtu (22/6), petugas kos masih melihat korban keluar kamar untuk mencari sarapan. Namun, keesokan harinya, korban tak kunjung lagi terlihat hingga pada akhirnya korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
“Korban diperkirakan meninggal sudah lima hari terhitung sejak hari Minggu,” sebutnya.
Berdasarkan keterangan keluarga, kata Jon, korban memiliki penyakit stroke dan tekanan darah tinggi. Hal itulah yang diduga menjadi penyebab tewasnya korban.
Perwira pertama Polri itu menyebut pihaknya juga tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Saat kejadian, sebut Jon, korban diduga baru saja selesai mandi dan hendak mengenakan pakaian.
“Diduga korban setelah selesai mandi dan mau pakai pakaian, kambuh penyakit stroke dan darah tingginya. Pada sekujur tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dan sekitar TKP di dalam kamar juga tidak ada ditemukan alat yang mencurigakan,” ujarnya.
Atas kejadian itu, keluarga korban meminta jasad korban untuk tidak diautopsi. Keluarga meyakini bahwa korban tewas karena penyakit yang dideritanya.
“Rekan kerja (korban) datang ke ruangan instalasi jenazah RSUD Dr Djasamen Saragih dan mengatakan telah menerima kuasa dari istri korban serta membuat surat pernyataan agar jenazah korban tidak diautopsi dan dipulangkan ke rumah korban di Semarang,” pungkasnya.***dtc/mpc/bs