Asahan(MedanPunya) Kapal pengangkut pekerja migran ilegal tenggelam di perairan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Senin (7/2).
Pada sebuah video yang tersebar, tampak puluhan orang yang merupakan pekerja migran ilegal nyaris tenggelam di perairan yang berlumpur.
Puluhan pekerja ilegal ini pun nyaris tewas bila tidak segera mendapatkan pertolongan dari personel TNI AL Lanal TBA, Pos Tanjung Tiram. Lumpur itu sudah setinggi dagu orang dewasa.
Danlanal TBA, Letkol Laut (P) Aan Prana Tuah Sebayang mengungkapkan kejadian ini terjadi pada Senin, (7/2) subuh.
Letkol Aan Prana mengatakan ada 34 orang pekerja ilegal yang diamankan.
Mereka diberangkatkan dari Batubara hendak menuju Malaysia.
“Benar, anggota Lanal pos Tanjung Tiram berhasil menyelamatkan 34 orang PMI ilegal yang nyaris tenggelam,” kata Aan, Senin (7/2).
Lumpur yang menggenangi para TKI ilegal tersebut sudah mencapai sedagu orang dewasa dan nyaris menenggelamkan seluruhnya.
“Sedagu sudah lumpurnya. Mereka meraba-raba untuk menyelamatkan diri,” ujarnya.
Letkol Aan mengatakan peristiwa ini terjadi akibat adanya kebocoran dari kapal yang ditumpangi oleh 34 TKI ilegal tersebut.
“Diduga ada kebocoran, jadi saat mau di transit ke kapal dari Indonesia ke kapal yang menampung dari Malaysia. Namun, belum sampai disana, kapal sudah karam,” katanya.
Ia mengaku, saat ini seluruh PMI ilegal tersebut sudah dievakuasi di Posal Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.
“Mereka tujuannya ini berbeda-beda, kebanyakan di sana belum jelas bekerja sebagai apa dan sebagian sudah ada yang menunggu,” jelas Danlanal TBA.
Lanjutnya, yang sudah memiliki agen dan menunggu di Malaysia bekerja sebagai buruh kilang (pabrik) di Malaysia.
“Karena di Malaysia saat ini sedang panen sawit, jadi rata-rata disana bekerja sebagai tukang permanen,” katanya.
Selain itu, sebagian lainnya berencana untuk berdagang baju serta berdagang perlengkapan rumah tangga yang dibawanya dari Indonesia.
“Ada juga yang berdagang di sana. Seperti jual baju, dan berbagai perlengkapan lainnya yang dibawanya di Indonesia dan akan dijajakan di Malaysia,” ungkapnya.
Ia mengatakan, dengan ditutupnya jalur legal masuk dan keluar Malaysia, harga sawit di Indonesia sempat naik, dikarenakan untuk permanen di Malaysia tidak ada.
“Dengan pencegahan ini, harga sawit di Indonesia cukup bagus. Karena kita bisa memaksimalkan pekerja kita, sehingga hal ini menaikan ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk masyarakat yang hendak ke Malaysia, diharapkan jangan melalui jalur tikus atau ilegal, dikarenakan hal itu sangat membahayakan dan beresiko tinggi.***trb/mpc/bs