Kisaran(MedanPunya) Aksi Marah-marah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRD Sumut) Sri Kumala viral di media sosial.
Pasalnya wanita yang berasal dari fraksi Gerinda itu diduga memarahi salah seorang mahasiswa yang datang saat dirinya melakukan reses di Desa Sijawi-jawi, Kecamatan Sei Kepayang Barat, Kabupaten Asahan, Jumat (16/6).
Aksinya tersebutpun viral di media sosial setelah videonya tersebar dan mengancam untuk melaporkan mahasiswa tersebut ke pihak kampus tempat dirinya menimba ilmu.
“Kau baru anak kemaren, nanti ku laporkan kau sama apa kau (dosen). Kau duduk disini, kau harusnya yang ngasih tau orang-orang tua disini, jangan kau pulak yang mancing,” ujar Sri Kumala dalam video tersebut.
Dengan nada tinggi, Sri Kumala mewanti-wanti sang mahasiswa untuk berhati-hati dalam bersikap.
“Kau aja baru datang disitu. Hati-hati kau ya bicara ya. Kau tau ga saya datang kemari itu perintah undang-undang,” katanya.
Ujarnya, dirinya sempat dihadang oleh oknum DPRD lainnya untuk melakukan reses di Desa Sijawi-jawi.
“Tolong catat ya, ada anggota DPR lain yang menghalangi saya untuk hadir disini, saya dilarang untuk turun ke desa ini. Belajar, agar Desa ini mau maju, kita harus bergandengan tangan anggota DPR Kabupaten, Provinsi, maupun RI,” katanya.
Sri Kumala mengaku bahwa dirinya memiliki kedudukan lain di Koordinasi perguruan tinggi swasta (Kopertis).
“Saya benar, kau nanti, jangan macem-macem nanti kita sama-sama ngadap sama dosen kau ya. Aku juga dosen, kau lihat di kopertis siapa ini, bukan aku ini hanya anggota dewan ya. Sopan kau ngomong. Kalau kau tadi baik, ku bantu kau tadi bantuan provinsi Sumatera Utara, tak bayar orang tua kau kuliah, karena kau tak sopan, saya akan lebih tidak sopan,” katanya.
Sri Kumala, saat di konfirmasi membenarkan aktivitas reses tersebut. Naamun, menurutnya, yang dituduhkan kepada dirinya tersebut tidak benar.
Sebab, menurutnya, dirinya menghardik seorang yang diduga mahasiswa tersebut akibat tindakan yang tidak sopan dipercontohkan oleh seorang yang berpendidikan.
“Itu videokan tidak dari awal. Itu hanya sepenggal yang diduga ditunggangi oleh oknum. Karena dari awal saya hadir disana sudah ada percobaan untuk menghalangi kegiatan reses tersebut dari oknum DPRD Kabupaten Asahan,” ujar Sri Kumala, Senin (19/6).
Katanya, mahasiswa tersebut datang ke acara reses dan sengaja hendak membuat kegaduhan dalam acara yang digelar DPRD Fraksi Gerinda tersebut.
“Dia datangnya terlambat, kemudian begitu saya ngomong dia mencetuskan kata-kata yang tidak sopan dan seperti sengaja membuat kegaduhan. Tapi, saya tetap menghargai dia sebagai mahasiswa, saya suruh dia duduk didepan bersama kami di samping kepala desa,” ujarnya.
Menurutnya, aksi tersebut bukan merupakan sebuah keargonan seperti dibeberapa media sosial.
“Saya seperti itu, karena dia seperti itu. Saya tampung aspirasi masyarakat, say dengarkan mereka. Tapi tidak pernah ada laporan ke saya. Dengan saya turun kesanalah makanya saya mau mendengarkan apa keluhan mereka,” bebernya.
Ia mengaku, dirinya juga merupakan seorang dosen yang mengerti mahasiswa. Namun, menurutnya mahasiswa harus memiliki etika dalam berbicara dan menyampaikan argumen.
“Tidak seenaknya memotong dan membuat kegaduhan di acara reses saat sedang masyarakat menyampaikan apa masalah di desanya,” pungkasnya.***trb/mpc/bs