Washington(MedanPunya) Jenderal tertinggi Amerika Serikat (AS) mengakui dengan tegas pada Rabu (28/9) bahwa AS “kalah” dalam perang 20 tahun di Afghanistan.
“Jelas, jelas bagi kita semua, bahwa perang di Afghanistan tidak berakhir seperti yang kita inginkan, dengan Taliban berkuasa di Kabul,” Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan Komite Angkatan Bersenjata DPR.
“Perang itu adalah kegagalan strategis,” kata Milley kepada komite yang mendengar tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan evakuasi kacau dari ibu kota Kabul.
Menurutnya fakta itu juga tidak hilang dalam 20 hari terakhir atau bahkan 20 bulan.
Akan ada efek kumulatif dari serangkaian keputusan strategis sebelumnya, menurut jenderal penasihat militer utama Presiden AS Joe Biden, yang memerintahkan diakhirinya kehadiran pasukan AS selama 20 tahun di Afghanistan.
“Setiap kali Anda mendapatkan beberapa fenomena yang menunjukkan kekalahan perang, dan itu telah terjadi, dalam arti kami menyelesaikan tugas strategis kami untuk melindungi Amerika dari Al-Qaeda, tetapi tentu saja keadaan akhir jauh berbeda dari yang kami inginkan,” kata Milly.
“Jadi, setiap kali fenomena seperti itu terjadi, ada banyak sekali faktor penyebab. Dan kita harus mencari tahu itu. Banyak pelajaran yang didapat di sini,” ujarnya.
Milley menyebutkan sejumlah faktor yang bertanggung jawab atas kekalahan AS karena hilangnya kesempatan untuk menangkap atau membunuh pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden di Tora Bora, segera setelah invasi AS 2001 ke Afghanistan.
Dia juga mengutip keputusan 2003 untuk menginvasi Irak, yang malah menggeser pasukan AS dari Afghanistan, “tidak secara efektif berurusan dengan Pakistan sebagai tempat perlindungan (Taliban),” dan menarik penasihat keluar dari Afghanistan beberapa tahun lalu.
Biden, pada April, memerintahkan penarikan penuh pasukan AS dari Afghanistan pada 31 Agustus, menindaklanjuti kesepakatan yang dicapai dengan Taliban oleh mantan presiden Donald Trump.
Milley dan Jenderal Kenneth McKenzie, komandan Komando Pusat AS, mengatakan kepada komite Senat pada Selasa (27/9) bahwa mereka secara pribadi merekomendasikan bahwa sekitar 2.500 tentara tetap berada di tanah di Afghanistan.
Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Biden menerima saran “terpisah” tentang apa yang harus dilakukan di Afghanistan, yang diserbu AS setelah serangan 11 September 2001 di New York dan Washington yang dilakukan Al-Qaeda.
“Pada akhirnya, terserah panglima tertinggi untuk membuat keputusan. Dia (Biden) membuat keputusan bahwa sudah waktunya untuk mengakhiri perang 20 tahun,” kata Psaki.***kps/mpc/bs